Senin, 20 Mei 2013

SHCIZOPHRENIA




Skizopernia adaalah penyakit yang insidennya meningkat bila ada riwayat keluarga. Penyakit ini dtandai ddengan delusi, halusinasi, perilaku yang secara social tidak daoat diterima dan/atau asosiasi yang tidak adekuat (disebut gejala positif). Kekurangan motivasi dan emosi  dan juga serting kali terjadi (disebut gejala negative). Pada bebeerapa pasien, gejala positif yang mendominasi (tipe I) dan pada pasien lain gejala pasien yang mendominasi (tipe II).
Pada skizophernia terdapat penurunan aliran darah dan ambilan glukosa, terutama di korteks frontalis, dan pada pasien tipe II juga terdapat penurunan njumlah neuron (penurunan substansia grisea). Selain itu, migrasi neuron yang abnormal selama perkembangan otak selama secara patofisiologi yang bermakna.
Atropi penonjolan dendrite dari sel pyramidal telah ditemukan di korteks prefontalis dan di girus singulata. Penonjolan dendrit mengandung sinaps glutamatergik, sehingga transmisi glutamatergik terganggu. Selain, itu pada area yang terkena pembentuka GABA dan atau jumlah neuron GABAergik tampaknya berkurang sehingga pemhambatan sel pyramidal menjadi berkurang.
Makna patofisiologi yang khusu dikaitan dengann dopamine atau agonis dopamine yang berlebihan dapat menimbulkan gejala skizofrenia. Disisi lain penurunan reseptor D2 di kortex prefrontalis, dan penurunan reseptor D1 dan D2 berkaitan dengan gejala negative skizofrenia. Penurunan reseptor dopamine mungkin terjadi akibat pelepasan dopamine yang meningkat hal ini tidak memiliki efek patologik.
Dopamine berperan sebagai transmitter melalui beberapa jalur
1.      Jalur dopaminergik ke system limbic (mesolimbik) dan
2.      Ke kortex system meso korteks
3.      Otorik Pada system tubuloinfundibular dopamine mengatur pelepasan hormone hipofisis
4.      Dopamine mengatur aktifasi pada system nigrostriatum
Pelepasan dan kerja dopamine ditingkatkan oleh beberapa zat yang meningkatkan perkembangan skizofrenia. Jadi, pengobatan dopaminergik pada penyakit Parkinson dapat menimbulkan gejala skizofrenia, yang selanjutnya dapat membatasi pengobatan penyakit Parkinson:
1.      L-dopa menyebabkan pembentukan dan pelepasan dopamine meningkat
2.      Penghambat monoamine oksidase yang menghambat pemecahan dopamine sehingga meningkatkan availibitas dopamine untuk pelepasanya di celah sinaps.
3.      Kokain juga merangsang pelepasan dopamine di celah sinaps
4.      Amfetamin menghambat ambilan dopamine di ujung saraf prasinap sehingga pada waktu yang bersamaan meningkatkan konsentrasi trasnmiter di presinaps.
Sebaliknya saat antidopaminergik dapat mengurangi skizofrenia:
1.      Seperti fenothiazid dan haloperidol, obat ini memindahkan dopamine dari reseptornya sehingga memiliki kerja antidopaminergik
2.      Penghambatan ambilan dopamine pada vesikel sinaps, misalnya reseprin dan akhirnaya akan menghambat pelepasan transmitter di celah sinaps.
Serotonin mungkin juga berperan dalam menimbulkan gejala skizofrenia. Kerja serotonin yang berlebihan dapat menyebabkan halusianasi.
REFERENSI :
Silbernagl S, Lang F. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar