FARINGITIS AKUT
-
Infeksi pada mukosa dan
struktur.
-
Anatomi faring :
o Rongga
bentuk corong
o Persilangan
-
Terbagi atas :
o Nasofaring/epifaring
o Orofaring/mesofaring
o Laryngofaring/hipofaring
Fisiologi faring:
Ø Tonsil
berada di orofaring
Ø Fossa
Tonsilarsis dibentuk oleh Arcus anterior dan posterior didalamnya terdapat
Tonsil.
Ø Fungsi
larynx :respirasi, menelan, resonansi suara dan artikulasi.
Ø Faringitis
Mudah didiagnosiss
Ø Biasanya
pasien datang dengan nyeri tenggorokan.
Etiologi dan patologi
-
Merokok à
iritasi (kebanyakan)
-
Virus : Coryza,
Influenza, Morbili, Rubella
-
Bakteri :
streptococcus, pneumonia. H. Influenza
-
Stadium awal :
hiperemis, edema dan sekresi meningkat.
-
Gejala klinik :
o Rasa
kering
o Gatal
o Suhu
sedikit meningkat
o Eksudat
menebal
o Faringosopkopi
: mukosa kering, edema, hiperemis.
Diagnosis
-
Anmnsesis
-
Gejala klinis
-
Pemfis/penunjang
Terapi Komplikasi
-
Simptomatik -
Lokal
-
Causal -
Sistemik
Faryngoscopi :
Perhatikan !!!!
-
Tonsil : Warna, besar,
permuaan, ada secret atau tidak
-
Uvula : Panjang,
bercabang atau tidak
TONSILITIS AKUT
Sinonim :
-
Acute Follicular
tonsillitis (Biasanya binti-bintik)
-
Acute Suppurative
Tonsilitis (Karena ada pernanahan)
-
Cryptic Tonsillitis
-
Acute lacunar
Tonsilitis
Fungsi Tonsil
-
Mengontrol atau
mencegah kontak lingkungan
-
Mengekspos limfosit
-
Melepaskan topical
immune/cell mediated
-
Produksi dan melepaskan
limfosit immunoaktif
Etiologi : Sterptococcus B Haemoliticus
Patologi
:
Peradangan
/pembengkakan jaringan tonsil à Leukosit, sel-sel epitel dan bakteri pathogen à Leukosit, sel-sel
epitel dan bakteri pathogen à Detritus
Manifestasi Klinis
-
Demam meningkat
-
Pagi hari biasanya
sehat, sore sampai malam demam mulai meningkat
-
Sakit tenggorokan
(Odinofagi)
-
Disfagia
-
Foeter ex ore
-
Reffered otalgia
Diagnosis
-
Anamnesis/gejala klinis
-
Pemeriksaan
klinis/penunjang
Terapi
-
Simptomatik
-
Causal
Komplikasi
-
Sistemik (Jarang,
terjadi karena pelepasan toksin oleh kuman yang menginfeksi)
-
Lokal
FARYNGOSCOPY
Mukosa
tonsil hiperemis dan edematous (eksudat) untuk menilai tonsil :
T1
= Masih di dalam fossa tonsilaris
T2
= Diluar fossa tonsilaris
T3
= Di Mediana
T4
= Melewati garis tengah, biasanya terjadi
pada tumor.
-
Jika didiagnosis tumor
tonsil, gejala yang ditunjukkan, seperti : adanya hipertrofi tonsil,
Benjol-benjol, mudah berdarah.
TONSILEKTOMI
1. Dari
besarnya tonsilektomi
2. Frekuensi
infeksi
Kalau
infeksi berulang dalam waktu yang berat (misalnya, 3 x 1 tahun)
3. Tampilan
-
Tonsillitis normal : Licin, rata
-
Tonsillitis abnormal : Permukaan kasar, tampak
berlubang-lubang dan berbenjol-benjol.
LARYNGITIS AKUT
Etiologi :
-
Penyalahgunaan suara
-
Inhalasi
-
Filtrabel virus
-
Infeksi sekunder
Gejala klinis :
-
Demam
-
Disfoni
-
Batuk
-
Pemeriksaan
laryngoscopy indirect (Cara ini digunakan namun tidak langsung melihat plica
vocalis tetapi dapat dilihat dengan menggunakan bantuan cermin larynx) tampak
mucosa laryng hiperemis dan edematous.
Terapi
-
Vocal rest
-
Infeksi sekunder
-
Kortikosteroid jika ada
edema
HIPERTROFI ADENOID
Adenoid
adalah jaringan limfoid nasofaring yang merupakan bagian dari lingkaran atau
cincin waldayer yang terdiri dari :
-
Tonsilla palatina
-
Adenoid ( tonsilla
pharyngea)
-
Tonsil lingualis
-
Tonsil tubae
-
Lateral pharyngeal
bands
Defenisi
Hipertrofi
adenoid adalah hipertrofi patologis dari tonsilla nasofaring. Dalam
keadaan normal adenoid akan menghilang (berkurangnya
ukurannya) pada umur 7-8 tahun.
Insidens
Terjadi
pada anak(anatomi anak berkembang) umur 3-5 tahun
Faktor Predisposisi
a. Umum
b.
lokal
-
Polusi Lingkungan - ISPA berulang
-
Alergi - tonsillitis kronis
-
Bad hygiene
-
Kesehatan umum jelek
Gejala Klinis
a. Obstruksi
Nasi b.
Facies Adenoid
-
Mouth breathing c.
Ant./Post Nasal Dischange
-
Ngorok d.
Gangguan tidur
-
Kesulitan makan atau
menghisap e.
faryngitis, laryngitis berulang
-
Rhinolalia f.
gangguan makan
g.
Perubahan tulang (pigeon chest)
h.
Otalgia berulang dan ketukan
i.
Menutup TE
Diagnosis
Pemeriksaan
Penunjang
1. Lateral
X-ray (Nasofaring)
2. Nasoendoskopi
Komplikasi
-
OMS
-
Infeksi pernapasan
berulang
-
Gangguan belajar, mudah
letih
Terapi
-
Operator :
Adenoidektomi
-
Indikasi Adenoidektomi
Infeksi : OMS, OMA berulang,
Adenoiditis.
-
Obstruksi : Obstruksi
jalan napas, Obstruksi Sleep Apnea
Syndrome, Mouth Breathing.
EPIGLOTITIS
AKUT
Defenisi
-
Infeksi pada epiglotis
yang berkembang sangat cepat, menyebabkan peradangan pada epiglotis dan
jaringan sekitarnya yang mengakibatkan sumbatan jalan napas mendadak dan dapat
berakhir dengan kematian.
-
Sering terjadi pada
anak umur 2-8 tahun, walaupun dapat terjadi pada semua umur.
-
Laki-laki : Perempuan
(2,5 : 1)
-
Orang dewasa : Perokok
Etiologi
-
Haemophilus
Influenza tipe B (sering)
-
Pseudococcus
-
Dll.
Gejala
Klnis
-
Nyeri tenggorokan,
nyeri menelan .
-
Muffled Voice (Hot Potato’s Voice)
-
Demam
-
Nyeri pada leher depan
-
Iritabilitas
-
Batuk
-
Nyeri telinga
-
Pembesaran KGB cervical
-
Tripoid
sign (Sniffing
position)
(Duduk dengan tangan menengadah pada
meja/benda disekitarnya)
Diagnosis
a. Anamnesa
-
Harus dapat dibedakan
dengan laryngeotracheitis.
-
Epiglotitis pasien
dengan disfungsi/stridor
-
Laryngeotracheitis
pasien dating dengan keluhan suara
b. Pemeriksaan
Fisik
-
Melihat epiglottitis
dengan Tongue Spatel.
Pada anak-anak
epiglottitis lebih tinggi
-
Laryngoscopy
direct/indirect (golden standard)
c.
Pemeriksaan Penunjang
-
Foto polos leher
lateral : dapat terlihat pembengkakan (thumbprint
sign).
-
Darah lengkap
-
Elektrolit
-
Swab tenggorokan.
Note :
Laryngoscopy direct digunakan saat
emergency untuk memastikan, tampak epiglottitis akan merah mengandung darah,
edematous seperti gambaran “Cherry red”, dan plica aryepiglotica
Penatalaksanaan
-
Kerjasama dokter anak,
THT dan anastesi
-
Intubasi biasanya
diperlukan pada pasien stridor yang mengeluh sesak napas.
-
Perbaikan cairan dan
elektrolit
-
Penggunaan antibiotika
berdasarkan hasil kultur.
-
Pemberian steroid.
Prognosis
-
Baik, bila
penetalaksanaan dilakukan secara tepat serta jalan napas dapat dibebaskan
segera.
-
Angka mortalitas kurang
dari 1 %.
PSEUDOCROP (LARYNGITIS
SUBGLOTICA)
Merupakan
penyakit sistem pernapasan dimana terjadi inflamasi dan edema mucosa laring dan
pita suara.
Penyebab
-
Virus (sering
Parainfluenza virus)
-
Bakteri (Staphilococcus, H. Influenza tipe β)
-
Alergi
-
Polusi udara (perokok
pasif)
Gejala
klinis
-
Terjadi pada sore atau
malam hari
-
Batuk tiba-tiba setelah
tidur beberapa jam
-
Disertai stridor
-
Batuk kering dan
tenggorokan terasa kering
Penatalaksanaan
-
Istirahat
-
Kortikosteroid
-
Antibiotik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar