DIFTERIA
Definisi :
-
infeksi
akut
-
Corynebacterium
diphtheria
Etiologi :
-
Corynebacterium
diphtheria
-
(Klebs loefler)
-
Gram (+)
-
Polimorph
-
Tak
bergerak
-
Tak
berspora
-
Warna putih kelabu (media Loefler)
-
Media telurit :
· Mitis : licin, hitam, convex
· Gravis : kelabu, setengah kasar
· Intermedius : kecil, licin, dengan tali pusat hitam
Epidemiologi
-
diseluruh
dunia
-
menurun
karena vaksinasi
-
ditularkan
oleh
o
penderita
o
carier
o
cara : droplet
muntahan
debu
Patogenesis / patologi :
-
masuknya
kuman :
o
hidung /
mulut
o
kulit
o
conjunctiva
o
genitalia
o
telinga
Inkubasi :
2 – 4 hari ( 1 – 7 hari ) à produksi toksin à membran yang terdiri dari :
- fibrin
- lekosit
- eritrosit
- epitel mukosa
Membran sukar diangkat, mudah berdarah, putih kelabu
Toksin : menyerang setiap organ /
jaringan terutama
- jantung
- saraf
- ginjal
Manifestasi Klinis :
Tergantung pada :
- lokasi
- status imunisasi
-
toksin
sudah / belum masuk sirkulasi darah
Pembagian
Berdasarkan lokalisasi
-
nasi
-
tonsil
-
pharynx
-
larynx /
laringotracheal
-
conjungtiva
-
kulit
-
genital
-
telinga
Berdasarkan berat ringannya
-
ringan : kulit, genital, telinga, conjunctiva,
hidung
-
sedang : tonsil, pharynx
-
berat : tonsil, pharynx, larynx + bull neck
-
sangat
berat : berat + sangat toksik
Difteri nasi
-
menyerupai
common cold
-
kemudian :
o
sero
sanguinous
o
mucopurulent
o
excoriatio
pada hidung dan bibir atas
o
berbau
o
pseudo
membran
Difteri tonsil dan pharynx
-
mula – mula
:
o
anoreksia
o
malaise
o
panas ±
o
pharyngitis
-
terbentuk
membrane mula pada tonsil, bisa ke pharynx, larynx, trakea
-
pembesaran
kelenjar regional leher dan oedem jaringan sekitarnya (Bull neck) ± 30%
- teraba panas, nyeri dan oedema
pitting
Pada kasus berat
dapat terjadi
- kolaps sirkulasi
- paralisis palatum
- neuritis lain
- myocarditis
Difteri larynx
- 75% lanjutan dari pharynx
- 25% langsung pada larynx
- gejala klinik :
o stridor
o parau / serak
o batuk kering
o
retraksi :
supra sternal, subcostal, supra clavicular
Difteri kulit
-
ulcus, tepi
tumpul
-
membran
pada dasarnya
Difteri conjunctiva
-
conjungtiva
palp
-
merah
-
oedema
-
pseudomembran
Difteri telinga
-
otitis
externa
-
berbau
-
purulen
Diagnosa
-
gejala –
gejala / tanda – tanda klinik
-
pasti :
o
corynebacterium diphtheria
o
immunofluerescent antibody
-
pembantu
o
lekosit N /
sedikit meningkat
o
kadang
anemia
o
perubahan
ECG
-
Shick test : untuk menentukan status imunitas penderita
DD :
Difteri
nasi
-
common cold
-
corpus
alienum hidung
-
sinusitis
-
adenoiditis
-
syphilis
pada hidung
Difteri tonsil / pharynx
-
tonsillitis
follicularis
-
mononucleosis
infectiosa
-
blood dyscrasia (agranulositosis , leukemia)
-
post
tonsillectomy (membran)
Difteri
larynx
-
laryngitis akuta
-
epiglotitis
akuta
-
laryngotracheobronchitis
-
corpus
alienum larynx
-
abses
retropharyngeal
Komplikasi
-
obstruksi
jalan nafas
-
myocarditis
-
komplikasi
saraf
Pencegahan
-
imunisasi
DPT
-
isolasi
penderita
-
pengobatan
carier
Kriteria Jackson
Dyspnoe larynx progresif
Stadium I
-
cekungan
ringan suprasternal
-
penderita
tenang
Stadium II
-
cekungan
ringan suprasternal à lebih dalam
-
cekungan
epigastrium
-
penderita
mulai gelisah
Stadium III
-
+ cekungan
supra / infra clavicular + intercostals
-
penderita
gelisah, sesak nafas
Stadium IV
-
gejala
stadium III ↑
-
sangat
gelisah / sangat sesak
-
seperti
ketakutan, pucat, sianosis
à STADIUM II – III à Indikasi
tracheostomi
Pengobatan :
1.
Menetralisir
toksin
2.
membunuh
kuman
Ad.1 ADS
Ringan : 20.000 u
Sedang : 40.000 u
Berat :
60.000 u
Sangat berat : 80.000 – 100.000 u
Ad.2 Antibiotik
-
Penicilin prokain
-
Erytromycin
-
Amoksisilin
-
Rifampisin
-
Clindamycin
DIFTERI è PENATALAKSANAAN DAN PENCEGAHANNYA
PENDAHULUAN
·
Difteri – negara berkembang
·
Dapat dicegah, CBD
·
Infeksi à
toksin lokal / umum
·
Inkubasi 2 – 4 hari
·
Dx klinis à
obati
Difteri tonsil +
farings
·
gejala I tidak khas
·
Dalam 24 jam à
membran fausial
·
Paling sering (± 75%) ± Bullneck
·
Parese
palatum molle
·
Lab : Hb ↓,
leko ↑,
albumin ↓
urine : ± Alb
Difteri larings + trakhea
· ± 25%
· 75% lanjutan D. farings + tonsil
· serak, stridor, sesak
· bullneck, membran pada larings
· ringan à (-) 6 – 10 hari
· berat à anoksemia
Difteri Hidung
· Jarang (±2%), ringan
· Pilek, campur darah
Difteri kulit
· Ulkus berbatas jelas
· Membran putih / abu – abu
Difteri konjungtiva
· Pseudomembran
· Oedem konjungtiva
Difteri vulvovaginal
· Ulkus batas jelas
· Membran putih / abu – abu
PENATALAKSANAAN
1.
Isolasi
penderita
-
Penularan :
droplet
Kontak
-
Isolasi sampai
biakan 2x (-)
2.
ADS
-
Dx klinis
-
Ringan :
10.000 – 20.000 u
-
Sedang :
40.000 u
-
Berat :
60.000 u
-
Sangat
berat : 80.000 – 100.000 u
ADS dapat à anafilaktik
-
tes
kulit 1/1000 I.K
(+) 20’ indurasi > 10 mm
-
tes
mata 1/10, 1 tetes
+ 20’ à kemerahan
-
bila tes (+)
à besredka
BESREDKA (tiap 20’)
-
0,05 ml
larutan 1/20 S.K
-
0,1 ml larutan 1/20 S.K
-
0,1 ml larutan 1/10 S.K
-
0,1 ml tanpa pengenceran S.K
-
0,3 ml tanpa pengenceran I.M
-
0,5 ml tanpa pengenceran I.M
-
0,1 ml tanpa pengenceran I.V
-
sisa I.M /
I.V 1/20, 15 gtt/m
3.
Antibiotika
PP 50.000 u/KgBB/hr
ERITROMISIN 50 mg/kgBB/hr
AMOKSILIN 50 mg/kgBB/hr
RIFAMPISIN 10 – 15 mg/kgBB/hr
KLINDAMISIN
50 mg/kgBB/hr
4.
Suportif
Bed rest 2 mg I
Aktifitas sesuai hasil pemeriksaan
Makanan cair / lunak, kalori ↑
Aspirin
Pengisapan lender
Uap air hangat
trakheostomi
5.
Pengobatan
komplikasi
-
Obstruksi
laring : isap lender
Uap air
Trakheostomi
-
miokarditis
:
istirahat total
digitalis controversial + block à alat pacu
alupent
-
neuritis
(17%)
a par. Pal molle
a gangguan akomodasi
a par fasialis
a par esktremitas
a par pernafasan
6.
Pengobatan
carier
Isolasi 7 hari + antibiotika
Pencegahan
- isolasi penderita ( 2x - )
- kontak : klinis (+) à obati
klinis (-) à antibiotic
imunisasi
- imunisasi
TETANUS
Definisi :
- keracunan mendadak
- racun tetanospasmin
- dihasilkan oleh kuman tetanus
Etiologi
:
- Clostridium tetani
- Gram (+), anaerob, berspora
- Tahan panas, † dalam autoclaf
- Hidup bertahun – tahun ditanah
- Juga : debu rumah, garam, air, kotoran binatang,
usus manusia
- Bentuk vegetatif : tidak tahan panas, desinfektans
- Tidak invasif, masuk melalui
luka à produksi
§ Tetanolysin
§ Tetanospasmin
Epidemiologi
- diseluruh dunia
- terutama negara berkembang,
oleh karena mudah
§ kontaminasi
§ kurang kebersihan
§ kurang perawatan luka
Patogenesis
- kuman masuk melalui luka
- berkembang biak
Anaerob / hypaerob
- bebaskan toksin
- Luka
§ Tusuk
§ Bakar
§ OMP, caries, luka lecet
§ Gigitan serangga
Tetanospasmin capai saraf
melalui
1.
Myoneural junction – axis silindrik – SSP
2.
susunan limfatik – darah – SSP
- Bersifat antigen, mudah diikat
oleh saraf dan tidak dapat dinetralisir
- Bila masih dalam darah à
dapat dinetralisir oleh anti toksin
Manifestasi
klinik :
- inkubasi : 3 – 4 hari, bisa 1 – beberapa bulan
- 3 bentuk tetanus
§ lokal
§ umum
§ cephalic
Tetanus
lokal
- lokal proksimal luka à nyeri, tegang, spasme otot –
otot
§ beberapa minggu
§ † 1 %
Tetanus umum
- mendadak – ketegangan otot,
leher / rahang
- dalam 48 jam à nyata
o
trismus
o
kaku kuduk – opistotonus
o
spasme otot dinding perut
o
kejang umum tonik
o
risus sardonicus
o
sukar menelan, gelisah, nyeri, mudah terangsang
o
spasme yang khas
o
asfiksia dan sianosis
o
panas
o
lekositosis ringan
Menurut berat / ringan dibagi 3 stadium :
- Ringan
o Trismus ≥ 3 cm
o Tanpa kejang umum
o Walaupun dirangsang
- Sedang
o Trismus < 3 cm
o Dengan kejang umum
o Dengan dirangsang
- Berat
o Trismus ≤ 1 cm
o Kejang umum
o Spontan
Cephalic tetanus
- jarang
- setelah OM, luka dikepala /
wajah
- corpus alienum hidung
- gejala disfungsi N III, IV,
VII, IX, X dan XI à tersering N VII
- bisa tetanus umum
Diagnosis
- anamnesis : luka, kejang,
kejang yang spesifik
- pemeriksaan
DD : - keracunan strichine, otot rahang (-)
- tetani : Ca dan P ↓
- Meningitis : LP
- Rabies : gigitan anjing, tanpa
trismus
- Angina berat
- Abses retropharyngeal / gigi
Komplikasi
- aspirasi à Pneumonia
- asfiksia
- ateletaksis
- compression fraktur
Prognosis
- dipengaruhi beberapa faktor
- buruk pada
o inkubasi pendek (< 7 hari)
o usia muda (neonatus)
o frekuensi kejang yang banyak
o febris
o terlambat pengobatan
o period of onset pendek
o adanya komplikasi
Pencegahan
1.
cegah luka
2.
perawatan luka adekuat
3.
ATS profilaksis
4.
toksoid tetanus
5.
antibiotik
6.
imunisasi aktif
Pengobatan
1.
ATS
2.
anti konvulsan
3.
antibiotik
4.
makanan
5.
isolasi
6.
O2 dan nafas buatan
7.
tracheostomi
TETANUS NEONATORUM
- melalui tali pusat
- bayi
·
tidak mau menetek
·
panas
·
mulut mencucur
·
kejang – kejang
·
sianosis
-
Pengobatan
:
§ IVFD / sonde
§ ATS 5.000 U
§ Anti konvulsan
§ Antibiotic
§ Trachostomi
§ 02, nafas buatan
-
Pencegahan
: toksoid tetanus pada ibu, tali pusat secara steril
-
Komplikasi
: bronkopneumonia, asfiksia + sianosis, obstruksi jalan nafas
PERTUSIS
Sinonim
= Batuk
rejan, batuk 100 hari, tussis quinta, whooping cough
Definisi : infeksi
saluran nafas akut.
Etiologi :
-
hemophillus influenza
-
bentuk batang
-
tidak membentuk spora
-
tidak bergerak
Epidemiologi :
seluruh
dunia = semua umur (2 mgg – 77 tahun)
♀
> ♂
Manifestasi Klinik :
-
inkubasi : 6 – 20 hari, rata-rata 7
hari
-
berlangsung 6 – 8 minggu atau >
-
3 stadium :
o
cattarhalis
o
paroksismal / spasmodik
o
convalesensi
Terdiri atas
beberapa stadium:
1.
Stadium catarhalis,
ISP atas, awal batuk malam kemudian siang-malam selama 1-2 minggu
2.
Stadium spasmodik, ditandai
dengan:
a.
Durasi 2-4 minggu
b.
Selama 5-10 hari mengalami whooping
cough
c.
Batuk dulu non stop kemudian tarik
nafas panjang baru kemudian muntah, keluar makanan dan lendir
d. Dapat
terjadi sianosis
e.
Dapat berak-berak, kencing-kencing
3.
Stadium kovalesensi,
ditandai dengan:
a.
Durasi 1-2 minggu
b.
Gejala sudah berkurang
c.
Bunyi ronki hilang
d. URI
dapat meningkat atau batuk
DIAGNOSIS
-
Anamnesa
-
Gejala khas
-
Periksa laboratorium:
o
Leukositosis 20.000 – 50.000 / mm3
o
Limfositosis
o
Menemukan biakan kuman
DIFFERENTIAL DIAGNOSA
-
Trakeobronkitis
-
Bronkitis
-
Bronkiolitis
-
Pneumonitis
-
Parapertusis
KOMPLIKASI
Saluran
nafas:
- Otitis media
- Bronkitis
- Bronkopneumoni
- Atelektasis
- Emfisema
- Bronkiektasi
- Aktivasi TBC
Saluran
cerna:
- Prolaps rektum
- Hernia
- Ulkus pada lidah
- Stomatitis
Sistem
Saraf Pusat:
- Kejang
- Edema Otak
- Perdarahan otak
Lain-lain:
- Epistaksis
- Hemoptisis
- Perdarahan subkonjungtiva
PENCEGAHAN
-
Imunisasi aktif pada bulan ke-3,4,5,
setahun kemudian, dan pada umur 5 tahun
-
Isolasi dari kuman
-
Imunoglobulin 1,5 mL IM diulangi 3-5
hari
PROGNOSA
-
Tergantung ada tidaknya komplikasi
-
Makin muda usia, makin jelek prognosa
karena umur muda mudah terjadi komplikasi
-
Tergantung status imun
-
Tergantung cepatnya diobati
TERAPI
-
Antibiotik: Eritromisin 50
mL/kgBB/hari dalam 4 dosis terbagi selama 5-7 hari, kloramfenikol, tetrasiklin
-
Obat batuk
-
Penenang
-
Biasanya batuk masih ada walaupun
kuman sudah mati à stop
pemakaian antibiotika
PAROTITIS EPIDEMIKA
Disebabkan
oleh Paramyxo virus
DEFINISI
-
Parotitis epidemika adalah penyakit infeksi virus akut yang dapat
menular
-
Terdapat pembesaran kelenjar liur
(parotis)
EPIDEMIOLOGI
-
Terdapat di seluruh dunia
-
Dapat menjadi suatu endemik atau
epidemik
-
Kontak langsung maupun droplet maupun
melalui urine
-
Virus diisolasi dari faring 2 hari sebelum 6 hari sesudah pembesaran
kelenjar
-
Imunitas seumur hidup
PATOLOGI
-
Saluran liur + pembesaran sel epitel
-
Dapat membesar dan menyumbat saluran
-
Pada testis terjadi
perdarahan-perdarahan kecil, skelrosis sub epitel tubulus
-
Pada pankreas, dapat terjadi nekrosis
-
Bayi umur 6-8 bulan tidak terinfeksi
SIFAT KHAS
-
Masa inkubasi 14-24 hari (17-18 hari)
-
Stadium prodromal pendek, 1-2 hari,
ditandai dengan demam ringan, sakit kepala, suhu 38,5-39,5o C.
-
Pembesaran kelenjar parotis uni- atau
bi- lateral
-
Nyeri spontan pada perabaab
-
Terutama makan/minum asam
-
Daerah parotis terlihat kulit warna
kecoklatan disertai nyeri apabila ditekan
-
Telinga terdorong ke atas
-
Trismus/disfagia jarang
-
Muara duktus Stenson: merah dan edema
-
Pembesaran kelenjar lebih dari tiga
hari akan mengecil kembali
-
Kadang kelenjar sub maksilaris/sub
lingualis juga terkena
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukosit normal (atau relatif
meningkat leukositosis
Complemen fixing antibody test
Neutralization test
Isolasi virus
Uji intra dermal
Kadar amilase serum yang meningkat
DIAGNOSA
-
Berdasarkan pemeriksaan fisik
-
Leukopenia, limfositosis relatif
-
Peningkatan kadar amilase serum
-
Virus dalam saliva, urin, liquor,
darah
-
Serum neutralizator test
-
Titer komplemen fixing antibody test
DIFFERENTIAL DIAGNOSA
-
Infeksi coxachie virus
-
Limofositik dwioneulitis
-
Supuratif parotitis
-
Recuren parotitis karena alergi
-
Obstruksi batuk pada saluran kelenjar
parotis
KOMPLIKASI
meningoencephalitis
epedidimoorhitis
Oophoritis
Nefritis
Tiroiditis
Miokarditis
Artritis
Hepatitis
Kelainan Kongenital
PENCEGAHAN
Imunisasi
aktif (MMR/Trimovax)
PENGOBATAN
Simptomatik
Supuratif
PROGNOSIS
-
Baik
Menimbulkan
kematian karena: ensefalitis, miokarditis, nefritis (umumnya jarang)
VARICELA = CHICKEN POX
Bersifat
akut, menular, vesikel di kulit / mukosa oleh virus
ETIOLOGI : Herpes virus varisela
EPIDEMIOLOGI
sangat menular, percikan ludah /
kontak
penularan 1 hari sebelum erupsi sampai
6 – 7 hari sesudah erupsi
semua umur, biasanya 1x seumur hidup
PATOLOGI
vesikel di epidermis + degenerasi dan
badan inklusi dalam nucleus
infiltrasi sel bulat di korium dan
dilatasi kapiler
GK
Inkubasi 11 – 21 hari (13 – 17 hari)
Terdapat 2 stadium :
1.
Prodormal à 24
jam sebelum kelainan kulit seperti : panas, malaise, anoreksia, bisa ada bentuk
scarlatina / morbili
2.
Erupsi
-
papul merah kecil è vesikel
berisi cairan jernih dengan dasar eritematous
-
Vesikel kulit dan saluran lendir à Limfadenopati
umum
KOMPLIKASI
Pneumonia,
Ataksia, Ensefalitis, Mialitis transfersa akut, Neuromielitis optika, Sindroma
hipotalamus, Infeksi piogen pada kulit, Nistagmus, Tremor, Kelumpuhan saraf
muka
PENGOBATAN
-
simptomatik : bedak salisil 1 %, jaga
kebersihan, antihistamin
-
obat : asiklovir 10 mg/kgBB 5hr
-
infeksi sekunder à antibiotik
PENCEGAHAN
-
aktif à
vaksinasi
-
pasif à
ZIG / ZIP (zoster imunoglobin / zoster imunoprotein)
VARIOLA = SMALL POX
Bersifat
akut, menular dengan gejala yang berat
ETIOLOGI : Virus
variola
EPIDEMIOLOGI
Penularan
langsung dan air borne
PATOLOGI
Perubahan khas di kulit, sel lendir
dan organ vesikel di kulit, banyak serambi & cekungan pada umbilicus à khas
Nekrosis hati, limpa, sutul
GK
4 bagian :
1.
variola mayor
2.
variola minor (elastin) à gejala tidak
berat, jarang sebabkan kematian
3.
varioloid à
gejala ringan, penderita pernah vaksinasi
4.
tipe abortif à
kadang – kadang tanpa erupsi kulit penderita vaksinasi tidak lama setelah
kontak.
LABORATORIUM
Awal
netropenia, pada stadium pustule à
lekositosis pada variola
Hemoragika
à trombosit ↓
KOMPLIKASI
Infeksi
piogenik pada kulit, bronkopneumonia, osteomielitis, kerusakan tulang,
ensefalitis
PENGOBATAN
-
simptomatik
-
antibiotic profilaksis
-
PK 1/5000
-
Sedative / morfin
-
Transfusi darah bila perlu
PENCEGAHAN
Vaksinasi
MORBILI
DEFINISI :
-
Penyakit infeksi akut, menular, di
karakteristik 3 stadium :
o
Prodormal (Kataral) : 4-5 hari
o
Erupsi :
2-3 hari
o
Konvalesensi : 7-10 hari
è biasanya
menyerang anak-anak (4-8 tahun sering)
ETIOLOGI :
1.
Virus à Paramyxovirus dengan 1 tipe Ag struktur
virus = virus parotitis / V. parainfluenza
2.
Pada penderita virus ini di temukan
pada :
-
secret nasofaring
-
darah
-
urine
è selama stadium prodormal
dalam waktu singkat pada permulaan
timbulnya rash
3.
Penularan :
a.
droplet
b.
kontak
c.
terutama : stadium prodormal
24
jam setelah rash
EPIDEMIOLOGI
1.
endemis
2.
epidemis, tiap tahun, puncak tiap 2-4
tahun
PATOLOGI
1.
lesi pada kulit
2.
membran mukosa : nasofaring, bronkus,
conjungtiva
MANIFESTASI KLINIK
ST INKUBASI 10 – 12 hr
ST
PRODORMAL 3 – 5 hr :
-
panas
ringan – sedang,
-
anorexia
-
malaise
-
batuk
-
coryza
-
conjungtivitis
/ photophobia
-
2 – 3 hr à koplik spot
-
kdg” berat,
mulai panas tinggi 40 – 40,5oC à kejang
-
pneumonia
ST AKHIR : rash mulai dr belakang telinga, batas rambut,
menghilang sesuai urutan timbulnya ( 7 –
10 hr)
DIAGNOSA
-
Gambaran
klinis
-
Lab :
lekopenia, relatif limfositosis
-
Isolasi
virus
-
Peningkatan
antibody
-
Ensefalitis
: LP (Glc N, protein sdkt me ↑,
limfositosis ringan)
DD
-
toksoplasmosis
-
scarlet fever
-
penyakit riketsia
-
penyakit serum
-
rash karena obat – obatan.
KOMPLIKASI
Pneumonia, GE dehidrasi, encephalitis,otitis media,
mastoiditis, cervical adenitis, purpura, abortus, aktivasi TBC, ulkus kornea,
appendicitis, ggn gizi, inf kulit, septicemia.
PENCEGAHAN
-
imunisasi
pasif : gama globulin
-
imunisasi
aktif : vaksin morbili
PENGOBATAN
-
tanpa
komplikasi à simptomatik
-
komplikasi
: sesuai dg komplikasinya.
Indikasi MRS :
1.
komplik
/kmgknan komplik berat
2.
bercak
merah kehitaman yg desquamasi dg squama yg lebar dan tebal
3.
suara
parau, t’ut gjl penyumbatan
4.
dehidrasi
5.
kejang –
kejang / kesadaran menurun
6.
PCM
PROGNOSIS
-
tanpa
komplikasi à baik
-
pneumonia,
GED, encephalitis, gizi jelek à jelek.
DHF (Dengue Hemorhagic Fever)
ETIOLOGI
-
Virus
Dengue tipe 1-4
-
Vektor :
Aedes agypti à hidup di air jernih yang tidak berhubungan dengan
tanah
-
Aedes
albopictus à hidup pada tempat yang berhubungan dengan
pohon-pohon
-
jarak
terbang ± 100 m
-
Kepadatan
penduduk tinggi
KARAKTERISTIK DHF
1.
Panas
2. Perdarahan
3. Pembesaran hati
4. syok
EPIDEMIOLOGI
Infeksi Dengue :
1.
Undiferen
fever
2. Demam dengue
3. DHF
4. DSS
DIAGNOSA DHF/DSS à WHO 1975
1. KRITERIA
KLINIK
a.
Demam 2-7
hari
b.
Manifestasi
perdarahan à manipulasi RL
spontan (purpura, petechie, ekimosis)
c.
Pembesaran
hati
d.
Syok
2. KRITERIA
LABORATORIK
a.
Trombositopenia
≤ 100.000/mm3
b.
Hemokonsentrasi
≥ 20 vol%
DIAGNOSA :
2 laboratorik
2 klinik (minimal)
GEJALA KLINIK lain yang
di dapat :
1.
nyeri
epigastrium
2.
muntah,
diare, obstipasi
3.
kejang
4.
gejala ISPA
5.
suhu
menurun secara lisis
6.
syok :
sering pada suhu turun (hr 3-7 sakit), terbanyak hari ke 4-5
7.
Pend
terbanyak 4-8 tahun
DERAJAT BERAT DHF :
dibagi 4 setelah KRITERIA LAB terpenuhi :
-
derajat I panas 2-7 hari, RL (+)
-
derajat II (1) + perdarahan spontan
-
derajat III
(2) + syok ringan :
§ systole ≤ 90 mmHg
§ PP < 20 (=pulse pressure)
-
derajat IV (3) + syok berat :
§ To
§ PPo
§ nadi tidak teraba
§ sianosis - asidosis
PATOGENESIS
-
Infeksi I à
imunitas spesifik relatif
-
Infeksi II / > à oleh virus
dengan tipe lain
½ - 5 tahun à
DHF
à hipotesis :
The sec. heterogenous Infection
à aktivasi C3
dan C5, pelepasan C3a dan C5a (bersifat
anafilaktik)
à meningkatkan
permeabilitas dinding PD
-
DSS berat, volume plasma menurun >
30% 924-48 jam) à terjadi
anoxia jar, metab asidosis, kematian
PATOGENESIS PERDARAHAN PADA DHF
1.
Trombositopenia hebat
2.
gangguan fungsi trombosit
3.
def faktor 1.3.5.7.9.10 dan DIC
4.
DHF dini à
DIC tidak menonjol.
DSS à
-
DIC menonjol
-
syok ireversibel
-
kematian
PATOFISIOLOGI :
1.
peningkatan permeabilitas pembuluh
darah
2.
penurunan volume plasma (bisa >
30%)
3.
hipotensi
4.
trombositopenia
5.
diatese hemoragik
6.
hematokrit (PCV) meningkat
7.
efusi :
a.
peritoneal
b.
pleura à
77,6% DSS, 20,3% pada DHF
c.
pericardium
PENGOBATAN DHF
1.
Penggantian cairan
a.
minum 1 ½ - 2 L /24 jam
b.
teh manis, sirup, susu, oralit
2.
Obat-obatan :
a.
antipiretik : parasetamol
b.
antikonvulsan : kalau perlu
c.
anti virus : tidak perlu o/k viremia hanya berlangsung 3-5 hari
d. antasida
: kalau perlu
PEMBERIAN CAIRAN PADA DSS
1.
Untuk mengisi volume intravaskuler :
§ RL,
NaCl, Dekstrose.
§ Plasma
/ plasma expander
2.
Untuk mengatasi asidosis : laktat
bikarbonat
3.
Untuk mengganti darah yang hilang :
darah segar
PENCEGAHAN
1.
vaksin : (-)
2.
pemutusan rantai virus, aedes, manusia
a.
perlindungan :
i.
cegah gigitan aedes
ii.
kelambu
iii.
insektisida
b.
pemberantasan vector jangka panjang :
i.
pembasmian sarang aedes : kaleng. bak,
dll
ii.
bila mungkin gunakan air ledeng
iii.
bahan kimia à
membunuh larva : abate SG 1% 10 gr/100 ml
TIFOID (TYPHUS
ABDOMINALIS)
Def
:
§ infeksi akut
§ saluran pencernaan
§ demam > 1 minggu
§ gangguan-gangguan :
o saluran pencernaan
o gangguan kesadaran
Patogenesis
:
- kuman masuk melalui mulut
- di usus halus à pemb limfe à pemb darah à aliran darah à hati & limpa à berkembang biak à darah (bakteremia) kel limfoid usus halus – tukak
bentuk lonjong pada mukosa
- tukak dapat à perdarahan ; perforasi
- gejala : GIT karena kelainan pada usus
demam karena endotoksin
Gejala-gejala
/ tanda-tanda klinik :
- gejala pada anak < dewasa
- masa tunas : 10-20 hari (4-30 hari)
- gejala prodormal (selama masa tunas)
S tidak enak badan / lesu
S nyeri kepala / pusing
S tidak bersemangat
- Gejala klinik :
§ demam
§ gangguan sal pencernaan
§ gangguan kesadaran
§ roseola
§ bradikardi relative (anak besar)
§ epistaksis
Demam :
-
khas 3 minggu
-
minggu I : suhu ↑ bertahap tiap hari
pagi ↓, sore / malam ↑
-
minggu II: terus demam
39-40°C
-
minggu III: suhu ↓ bertahap
normal
akhir minggu III
Gangguan
sal pencernaan :
-
napas bau tidak enak
-
bibir kering
-
lidah kotor (coated tongue), tremor (jari)
-
meteorismus (kadang-kadang)
-
hati & limpa mem > , nyeri
-
BAB : konstipasi – normal – diare
Gangguan
kesadaran :
-
apati-somnolen
-
jarang sopor, coma, gelisah
Roseola :
-
pada punggung / ekstremitas
-
bintik-bintik merah
-
karena embolus kuman pada ………….
Pemeriksaan
penunjang diagnosa :
1.
Biakan empedu (minggu I)
2.
WIDAL :
-
(+) bila titer 0 ≥ 1/200
-
Dapat juga (+) pd : infeksi, neonatus, infeksi riketsia, immunisasi
3.
Darah tepi :
§ Lekopeni
§ Limfositosis relatif
§ Eosinofilia
§ Anemia ringan
§ Trombositopenia ringan
4.
Sumsum tulang : hiperaktif
DB
:
-
influenza
-
malaria
-
TBC miliar
-
Dengue
-
Pneumonia lobaris, Bronchitis
-
Gastroenteritis
-
Sepsis
-
Leukemia
Komplikasi
:
1. Pada usus :
-
perdarahan à nyeri –syok
-
perforasi , minggu ke 3 atau >
-
peritonitis : liver damping (-)
nyeri tekan
(+)
defence
muscular (+)
2. Diluar usus :
- meningitis
- cholecystitis
- bronchopenumoni
- dehidrasi + asidosis
Pengobatan
:
1.
Suportif
- isolasi dan desinfeksi
- perawatan yang baik untuk cegah komplikasi
- istirahat : sampai 2 minggu bebas panas
2.
Dietetik
- cukup cairan, kalori, protein tinggi
- tidak banyak serat
- tidak merangsang
3.
Medikamentosa
- kloramfenikol : 100 mg/kgBB/hr, 4 dosis
- ampicillin : 100-200 mg/kgBB/hr, 4 dosis
- trimetoprim-sulfametokxazols : 40 mg/kgBB/hr 2
dosis
- amoxicillin : 100 mg/kgBB/hr 3 dosis
Pengobatan
komplikasi :
-
medikomentosa : oral, IV
-
I.V.F.D
-
Oksigen bila perlu
-
Transfusi darah bila perlu
-
Pembedahan bila perforasi
Relaps
:
-
perkambuhan kembali dp penyakit
-
20 % pd pengobatan kloramfenikol
-
10% pd pengobatan dg obat lain
-
terjadi 2 minggu setelah obat dihentikan
Carrier
:
-
klinis sembuh
-
masih menularkan penyakit
-
kuman dalam kantong empedu
-
kuman dikeluarkan melalui urine + tinja
-
pengobatannya :
§ pembedahan kantong empedu à 80% sembuh
§ ampicillin dosis tinggi, selama 4-6 minggu
Prognosa
:
-
umumnya baik, asal cepat berobat
-
mortalitas : Jakarta
6 %
-
prognosa jelek bila :
§ hiperpireksia / febris continua
§ kesadaran sangat ↓
§ komplikasi berat
§ gizi jelek
Pencegahan
:
- memberantas carrier
- meningkatkan hygiene – sanitasi
- immunisasi :
dasar : 1/2 – 10 tahun, 0,25 ml SC
> 10
tahun, 0,5 ml SC
2 kali dg
interval 4 minggu
ulangan ; daerah endemis
tiap 3
tahun
0,1 ml
intracutan
MALARIA
- masalah
kesehatan masyarakat
- penanganan
malaria
- ↑
kesehatan anak
- ↓
angka kesakitan dan †
Patogenesis :
- Masa
tunas intrinsik (9 – 30 hr)
·
Falcifarum : 12 hari
·
Vivax /
ovale : 13 – 17 hari
·
Malariae : 28 – 30 hari
- Demam
·
Falcifarum
·
Vivax tiap 48 jam
·
Ovale
·
Malariae tiap 72 jam
Demam
- Prodromal
Lesu
Sakit
kepala
Anoreksia
Mual
Muntah
Diare
Batuk
Nafas
cepat
Kejang
Mialgia
- Paroksismal
Menggigil : 15 – 60 menit
Demam : 2 – 6 jam / >
Berkeringat : 2 – 4 jam
Splenomegali : kronis à
keras
Anemia :
–
Falcifarum à
akut
–
Vivax,
ovale, malariae à
kronis
Gangguan GI
:
- mirip
disentri / cholera
- cegukan,
muntah hebat
- ikterus
Manifestasi lain
:
- nefritis,
pneumonitis
- neuritis,
black water fever
Diagnosis
:
- Klinis
: malaria ringan / tanpa komplikasi
- Demam
·
asal endemis
malaria
·
perjalanan 1
– 4 minggu terakhir
·
pernah dapat
anti malaria
·
pembesaran
limpa
·
lemah
·
sakit kepala
·
mialgia
·
sakit perut
·
mual /
muntah
·
diare
- L a b
: Malaria (+)
Malaria Berat
WHO
: Pl. Falc aseksual + 1 / > sbb :
- Gangguan
kesadaran
- Anemia
berat (Hb < 5 gr%)
- Hipoglikemia
(gula darah < 40 mg%)
- Udem
paru / ARDS
- Kolaps
sirkulasi, syok, hipotensi
- GGA
( < 1 ml/kgBB/jam atau kreatinin > 3 mg%)
- Ikterus
(bilirubin ≥ 3 mg%)
- Asidosis
metabolik
- Gangguan
keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa
- Perdarahan
abnormal dan gangguan pembekuan
- Hemoglobinuria
- Kelemahan
yang berat (severe prostration)
- Hiperparasitemia
( >5%)
- Hiperpireksia
(rectal > 400C)
DB Malaria :
1.
Septikemia
2.
ISPA
3.
Demam Tifoid
4.
Influenza
5.
Infeksi
Dengue
6.
Infeksi
virus lain
Komplikasi Malaria Berat
Anak
|
Dewasa
|
Khas
|
gangguan
kesadaran
koma
distress
pernafasan
hipoglikemia
anemia
berat
kejang
umum b’ulang
asidosis
metabolik
syok
prostration
hiperparasitemia
ikterus
hiperpireksia
|
koma
gangguan
kesadaran
GGA
udem
paru
hipoglikemia
anemia
berat
kejang
umum b’ulang
asidosis
metabolik
syok
perdarahan
spontan
hemoglobinuria/BWF
prostration
hiperparasitemia
ikterus
hiperpireksia
|
Anak
:
- hipoglikemia
- anemia berat
Dewasa
:
- udem paru
- perdarahan
- BWF
|
Pengobatan Malaria Klinis :
Hr
|
Jenis
Obat
|
Jumlah
tablet menurut kelompok umur
|
|||||
Dosis
Tunggal
|
0-<2
bln
|
2-<12
bln
|
1-<4
thn
|
4-<10
thn
|
10-<15
thn
|
>
15 thn
|
|
1.
2.
3.
|
Klorokuin
Primakuin
Klorokuin
Klorokuin
|
¼
-
¼
1/8
|
½
-
½
¼
|
1
¾
1
½
|
2
1
½
2
1
|
3
2
3
1
½
|
3
– 4
2
– 3
3
– 4
2
|
Lebih teliti
Obat Hr I Hr II Hr III
Klorokuin
basa 10
mg/kg 10 mg/kg 5 mg/kg
Primakuin
basa 0,75
mg/kg - -
Klorokuin
(garam) 250 mg = 150 mg basa
Primakuin
(garam) 25 mg = 15 mg basa
Pengobatan lini kedua
Hr
|
Jenis
Obat
|
Jumlah
tablet menurut kelompok umur
|
||||
Dosis
Tunggal
|
0-<12
bln
|
1-<4
thn
|
4-<10
thn
|
10-<15
thn
|
>
15 thn
|
|
1.
|
Kina
Primakuin
|
3x10
mg/kgBB
-
|
3
x ½
3/4
|
3
x 1
1
½
|
3
x 1½
2
|
3
x 2
2 - 3
|
2 s/d 7
|
Kina
|
3x10
mg/kgBB
|
3
x ½
|
3
x 1
|
3
x 1½
|
3
x 2
|
Dosis/kgBB
:
- Kina
30 mg/kgBB/hr dibagi 3 dosis
- Primakuin
0,75 mg/kg
Pengobatan malaria +
mikroskopik Falsifarum
- Lini
I = malaria mikroskopik
- Lini
II :
Hr
|
Jenis
Obat
|
Jumlah
tablet menurut kelompok umur
|
||||
Dosis
Tunggal
|
0-<12
bln
|
1-<4
thn
|
4-<10
thn
|
10-<15
thn
|
>
15 thn
|
|
1.
|
SP
Primakuin
|
-
-
|
3/4
3/4
|
1
½
1
½
|
2
2
|
3
2 - 3
|
Berdasarkan
BB :
-
Sulfadoksin
25 mg/kgBB / Pirimetamin 1,25 mg/kgBB
-
Primakuin
0,75 mg/kgBB
- Lini
III :
Hr
|
Jenis
Obat
|
Jumlah
tablet menurut kelompok umur
|
||||
Dosis
|
0-<12
bln
|
1-<4
thn
|
4-<10
thn
|
10-<15
thn
|
>
15 thn
|
|
1.
|
Kina
Primakuin
|
3x10
mg/kgBB
-
|
3
x ½
3/4
|
3
x 1
1
½
|
3
x 1½
2
|
3
x 2
2 - 3
|
2 s/d 7
|
Kina
|
3x10
mg/kgBB
|
3
x ½
|
3
x 1
|
3
x 1½
|
3
x 2
|
Vivax / ovale positif
Hr
|
Jenis
Obat
|
Jumlah
tablet menurut kelompok umur
|
|||||
Dosis
|
0-<2
bln
|
2-<12
bln
|
1-<4
thn
|
4-<10
thn
|
10-<15
thn
|
>
15 thn
|
|
1.
2.
3.
4
s/d 14
|
Klorokuin
Primakuin
Klorokuin
Primakuin
Klorokuin
Primakuin
Primakuin
|
¼
-
¼
-
1/8
-
-
|
½
-
½
-
¼
-
-
|
1
1/4
1
¼
½
¼
¼
|
2
½
2
½
1
½
½
|
3
¾
3
¾
1
½
¾
¾
|
3
– 4
1
3
– 4
1
2
1
1
|
Tatalaksana Malaria
Berat
1.
Anamnesis
lengkap
2.
Pemeriksaan
fisik
3.
Pemeriksaan
lab penunjang
Masalah :
- Diagnosa
- Kecepatan
terjadinya
- Rentan
: hipoglikemia, kejang, dehidrasi, asidosis
- Ke(-)an
fasilitas
- Adanya
parasitemia asimptomatik
- Berbagai
komplikasi
Di tingkat Puskesmas :
·
Tindakan
umum
-
Jaga jalan nafas
-
Cairan + perawatan vital
-
Tanda-tanda vital
-
Sediaan tebal
-
Hipotensi à
Tredelenberg
-
Kondisi menurun à rujuk
-
Status penderita lengkap
·
Pengobatan
simptomatik
-
Anti piretik
-
Anti konvulsan bila perlu
·
Obat anti
malaria spesifik
-
Kina HCl drips / Kina antipyrin
-
SP
Malaria Serebral
-
unrousable
coma
-
disertai
1/>
ensefalopati,
kejang umum / fokal, tonus otot ↑/↓, plantar
fleksi/ekstensi, rahang mengatup + gigi kretekan, mulut mencucu, deserebrasi /
dekortikasi rigidity, kadang neurologist fokal, manif ocular, kaku kuduk
ringan, LCS : protein ±
↑.
Prinsip penatalaksanaan :
-
sama dengan
malaria berat
-
perhatikan :
–
perawatan
penderita tidak sadar
–
pengobatan
simptomatik
–
deteksi dini
+ pengobatan komplikasi
–
waspada
infeksi bakteri / pneumonia
-
perawatan
penderita tidak sadar :
-
grafik suhu,
nadi, pernafasan
-
kateter
urethra
-
IVFD
-
lindungi
mata
-
jaga
kebersihan rambut
-
rubah posisi
regular
Hipoglikemia
(gula darah < 40 mg%)
-
sering <
3 tahun, dengan / tanpa Kina
-
curigai bila
: perubahan kesadaran, abnormal behaviour, konvulsi, syok / asidosis
-
Koreksi :
§ glukosa
40% IV bolus 1 ml/kgBB
§ infus
glukosa 10%/5% atau gula NGT
§ monitoring
gula darah tiap 4 – 6 jam
Anemia Berat :
Pucat,
takikardi, dispneu, kejang, gelisah, koma, perdarahan retina, suhu kulit +
rectal, irama gallop, gagal jantung, edema paru
Hb
< 5 gr/dl atau PCV < 15
Tindakan
:
-
PRC 10
ml/kgBB atau
-
darah segar
10 – 20 mg/kgBB
-
furosemid 1
- 2 mg/kgBB
Kolaps sirkulasi, syok hipovolemia,
hipotensi, algid malaria dan septikemia
-
systole <
50 mmHg
-
kulit
dingin, 38 – 40 0C, sianosis, mata cekung, nafas cepat, nadi cepat,
nyeri ulu hati, muntah / diare
-
Tindakan :
1.
rehidrasi
dengan NaCl 0,9%
2.
bila perlu
plasma expander
3.
bila perlu
dopamine 3 – 5 mcg/kgBB/menit
4.
CVP / balans
cairan
5.
gula darah
6.
biakan darah
+ sensitivitas
Distress Pernafasan
-
penyebab
terbanyak asidosis metabolik
-
Bila Hb <
5gr% à
transfusi 20 ml/kgBB
Hb > 5 gr% à
kristaloid
-
CVP bila
perlu
-
pH < 7,15
à
NaBic 1 ml/kgBB
Ikterus
-
bilirubin
< 3 mg%
-
Bila
hemolisis à
transfusi darah
-
Kina ½ dosis
-
Diet tinggi
kalori, rendah lemak
-
Raborantia =
vit B C
-
Bila perlu à
rujuk
Asidosis Metabolik
-
NaBic 1
ml/kgBB
-
sesak à
O2
-
sesuai penyebabnya
-
bila perlu à
rujuk
Dehidrasi
Klinik :
↓
perfusi perifer, nafas dalam, ↓ turgor
kulit
↑
urea darah, sangat halus, ↓ BB 3 – 10
%, oliguria, BD urin ↑
Penatalaksanaan :
rehidrasi
Hiperpireksia
Klinik :
suhu
≥ 42 0C
kejang
dehidrasi,
koma
Penatalaksanaan :
pantau
suhu
>
39 0C à
kompres, paracetamol
Hiperparasitemia
Klinik :
penyakit
berat
parasit
≥ 5%
Penatalaksaan :
anti
malaria IV/IM
transfusi
tukar / sebagian
parasitemia
> 10%
Prostration :
Klinik :
kencing
hitam
anemia
def
G6PD
Primakuin
/ kina
Penatalaksanaan
: transfusi, dialisis, obat malaria
Pengobatan Malaria Berat
-
Kina
KCl
20
mg/kgBB IV 4 jam
8
– 12 jam 10 mg/kgBB IV 4 jam
oral
3 x10 mg/kgBB à
7 hari
-
Fansidar
/ Suldox / Metakelfin : 25
mg/kgBB
-
Meflokuin
: 15 mg/kg, maks : 1000 mg; 2 dosis
-
Halofantrin
: 8 mg/kgBB tiap 6 jam à
3 dosis
-
Kuinidin
:
-
15 mg/kgBB
IV 4 jam
-
7,5 mg/kgBB
IV tiap 8 jam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar