Jumat, 04 Oktober 2013

sajak tidak mengapa



Tidak mengapa kalau kita pelupa. Hei, tetap ada untungnya. Ingat baik2, orang pelupa itu tidak jago berbohong.

Tidak mengapa kalau kita ini pendiam. Hei, tentu banyak manfaatnya. Ingat baik2, orang pendiam lebih sedikit menyakiti orang lain dengan kalimat2nya.

Tidak mengapa kalau kita ini penakut. Oi, ini tentu tidak sedikit faedahnya. Ingat baik2, orang penakut itu tidak mau dekat2 sesuatu yang membahayakan dan merusak dirinya.

Tidak mengapa kalau kita ini lambat. Oi, tentu tetap ada gunanya. Ingat baik2, orang2 yang lambat belajarnya, mesti diulang2, akan mengingat sesuatu lebih lama dan mendalam.

Dan terakhir, tidak mengapa kalau kita ini pemalu.
Sungguh sikap pemalu yang positif adalah Ibu dari segala sikap menjaga diri. Tidak akan rugi orang2 yang bisa menggunakan rasa malunya dengan jitu.

*Tere Liye

JNC COMPLETE VERSION




Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
1.       Hipertensi kronik
TD sistol ≥ 140 mmHg atau diastolic 90 mmHg terutama pada kehamilan sebelum 20 minggu dan menetap > 12 minggu postpartum

2.       Preeklampsia
-          TD sistol ≥ 140 mmHg atau diastolic 90 mmHg dengan proteinuria (>300 mg/24 jam) setelah 20 minggu masa kehamilan.
-          Dapat berkembang menjadi eklampsia (seizures)
-          Biasanya pada perempuan nulipara, kehamilan ganda, wanita dengan hipertensi ≥ 4 tahun, riwayat preeclampsia pada keluarga, hipertensi pada kehamilan sebelumnya, penyakit ginjal.

3.       Chronic hypertension with superimposed preeclampsia
Onset baru proteinuria setelah 20 minggu pada wanita dengan hipertensi.
Pada wanita dengan hipertensi dan proteinuria terutama sampai 20 minggu masa gestasi
-          Mendadak, proteinuria meningkat 2-3 x
-          TD tinggi mendadak
-          Trombositopenia
-          Peningkatan AST atau ALT

4.       Gestational hypertension
-          Hipertensi tanpa proteinuria yang terjadi setelah 20 minggu masa gestasi.
-          Dapat menggambarkan fase preproteinuri dari preeclampsia atau hipertensi kronik berulang yang berkurang pada pertengahan kehamilan.
-          Dapat berkembang menjadi preeclampsia.
-          Jika berat, dapat mengakibatkan peninggian derajat lahir premature dan retardasi pertumbuhan daripada preeclampsia ringan.

5.       Transient hypertension
-          Diagnosis retrospektif
-          TD normal pada 12 minggu postpartum.
-          Dapat terjadi pada kehamilan berikutnya.
-          Prediksi hipertensi primer berikutnya
Terapi hipertensi kronik dalam kehamilan
No
Agent
Comment
1
Methyldopa
Lebih suka dipakai
2
BBs
Dilaporkan terdapat retardasi pertumbuhan intrauterine (atenolol), secara umum aman
3
Labetalol
Lebih dipilih untuk metildopa karena penurunan efek samping
4
Clonidin
Data terbatas
5
Antagonis kalsium
Data terbatas
No increase in major teratogenicity with exposure
6
Diuretic
Bukan lini pertama
Kemungkinan aman
7
ACEI, angiotensin II receptor antagonis
Kontraindikasi
Dilaporkan: toksisitas fetus dan kematian


Terapi Acute Severe hypertension pada preeklampsia
1
Hidralazine
Bolus 5 mg IV, kemudian 10 mg setiap 20-30 menit sampai maksimum 25 mg, ulangi beberapa jam bila perlu
2
Labetalol (lini kedua)
Bolus 20 mg IV, kemudian 40 mg 10 menit berikut, 80 mg setiap 10 menit untuk 2 dosis tambahan sampai maksimum 220 mg.
3
Nifedipine (controversial)
10 mg PO, ulangi setiap  20 menit sampai maksimum 30 mg. hati-hati ketika menggunakan nifedipine dengan magnesium sulfat, dapat dijumpai penurunan TD tajam.
Short acting nifedipine tidak disetujui oleh US Feed and Drug Administration untuk manajemen hipertensi
4
Sodium Nitropruside
0,25 μg/kg/menit sampai maksimum 5 μg/kg/menit.
Keracunan cyanide pada fetus dapat terjadi jika digunakan lebih dari 4 jam





Obat parenteral untuk terapi hipertensi emergensi
No
Obat
Dosis
Onset kerja
Durasi kerja
Adverse effects
Special indication

Vasodilator
1
Sodium Nitropruside
0,25-10 μg/kg/menit
Segera
1-2 menit
Nausea, vomit, muscle twitching, berkeringat, thiocynate dan intoksikasi sianida
Most hypertensive emergencies, hati-hati dengan peninggian TIK atau azotemia
2
Nicardipine hydrochloride
5-15 mg/jam IV
5-10 menit
15-30 menit, dapat melebihi 4 jam
Takikardi, headache, kemerahan, phlebitis lokal
Most hypertensive emergencies, kecuali gagal jantung akut; hati-hati dengan iskemia koroner
3
Fenoldopam mesylate
0,1-0,3 μg/kg per menit IV infuse
< 5 menit
30 mrnit
Takikardi, headache, nausea, kemerahan
Most hypertensive emergencies; hati-hati dengan glaucoma
4
Nitrogliserin
5-100 μg/menit IV infuse
2-5 menit
5-10 menit
Headache, muntah, methemoglobinemia tolerance dengan penggunaan jangka panjang
Iskemia koroner




No
Obat
Dosis
Onset kerja
Durasi kerja
Adverse effects
Special indication
5
Enalaprilat
1,25-5 mg setiap 6 jam IV
15-30 menit
6-12 jam
Precipitous fall in pressure high rennin status; respons bervariasi
Acute left ventrikel failure; hindari pada infark miokard akut
6
Hidralazine hydrochloride
10-20 mg IV




10-40 mg IM
10-20 menit IV



20-30 menit IM
1-4 jam IV




4-6 jam IM
Takikardi, kemerahan, headache, vomit, aggravation of angina
eklampsia

Adrenergik inhibitor
1
Labetalol hydroclorida
20-80 mg IV, bolus setiap 10 menit
0,5-2mg/menit IV infuse
5-10 menit
3-4 jam
Vomit, scalp tingling, bronkokonstriksi, dizziness, nausea, heart block, hipotensi ortostatik
Most hypertensive emergency kecuali gagal jantung akut
2
Esmolol hidroklorida
250-500 μg/kg/menit IV bolus kemudian 50-100 μg/kg/menit
1-2 menit
10-30 menit
Hipotensi, nausea, asma, blok jantung derajat 1, gagal jantung
Diseksi aorta, perioperative
3
Pentolamine
5-15 mg IV bolus
1-2 menit
10-30 menit
Takikardi, kemerahan, headache
Katekolamin yang berlebihan








The vicious circle


RAA system
 

ACEI dan ARB menyebabkan kompensasi peningkatan PRA
 

Direct Renin Inhibitor bekerja menghambat pada aktivasi Renin System dan menetralkan peningkatan PRA
 



 Tidak seperti ACEI dan ARB, aliskiren menurunkan angiotensin I, angiotensin II dan PRA



Ang I
Ang II
Renin
PRA
ACEI
“meningkat
”menurun
“meningkat
meningkat“
ARB
meningkat“
meningkat“
meningkat“
meningkat“
Aliskiren
”menurun
”menurun
meningkat“
”menurun

Reseptor pro rennin dapat memainkan peranan penting dalam penyakit kardiovaskular
  

 Diabetes dan hipertensi meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular dan CKD
 
JNC VII : CVD risk factor
-          Hipertensi
-          Rokok
-          Obesitas (BMI >30kg/m2)
-          Physical inactivity
-          Dislipidemia
-          DM
-          Mikroalbuminuria
-          Perkiraan GFR >60 ml/menit
-          Umur (laki-laki >55 tahun, wanita > 65 tahun
-          Family history of premature CVD (laki-lak >55 tahu, wanita >65 tahun)
Component of cardio-renal syndrome (CRS)

RAAS berperan pokok dalam mengontrol TD
 
Chronic RAS may contribute to a vicious cycle of RAS upregulation

EHS/ESC Guidelines