Senin, 20 Mei 2013

PENYAKIT-PENYAKIT PADA MATA




PENYAKIT PADA KONJUNCTIVA
Konjuntivitis adalah radang di konjuntiva diakibatkan oleh infeksi bakteri/virus. Dapat diakibatkan oleh asap, angin dan sinar yang kuat, selain alergi, demam, morbili dan penyakit lainnya.
Gejala utama : rasa kemasukan benda asing, sakit sekitar mata,bengkak, gatal.
Ciri khas : dilatasi pembuluh darah, infiltrasi seluler dan eksudasi.
PENYEBAB KONJUNCTIVITIS
Paling sering disebabkan oleh virus, dan sangat menular.
1.      Bakteri
-          Hiperakut (purulent)
-          Akut (micopurulent)
-          Subakut
-          Kronis
2.      Viral
3.      Ricketsia Sistemik (Jarang)
4.      Fungal (Jarang)
5.      Parasitic (Jarang tapi penting)
6.      Imunologi
7.      Autoimun
8.      Zat kimia
9.      Tipe yang jarang, (Akut, subakut, kronik)
10.  Chlamydial
11.  Tidak diketahui
12.  Disertai penyakit

PERBEDAAN TIPE-TIPE KONJUNCTIVITIS

Virus
Bakteri Purulen
Bakteri Nonpurulen
Jamur
Alergi
Sekret
Sedikit
Penuh
Sedikit
Sedikit
Sedikit
Air mata
Banyak
Sedang
Sedang
Sedikit
Sedikit
Gatal
Sedikit
Sedikit
Tak ada
Tak ada
berat
Merah
Merata
Merata
Terbatas
Terbatas
Merata
Kelenjar Auricular
Membesar
Jarang
Membesar
Membesar
Normal
Pulasan
Monosit
Limfosit
Bakteri PMN
Bakteri PMN
Biasa (-) (Granula)
Eosinofil (Granula)
Sakit tenggorokan/demam
Kadang-kadang
Jarang
-
-
-

KONJUNCTIVITIS BAKTERIALIS
1.    Simple Bacterial Conjunctivitis
·      Penyebab :Staphylococcus epidermis, Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia.
·      Gambaran klinis :
-          Akut
-          Hiperemi,
-          Sensasi benda asing,
-          Terbakar
-          Sekret mukopurulent
-          Bangun tidur mata lengket. Bilateral walaupun kedua mata tidak terinfeksi bersamaan.
-          Visus normal
-          Terapi : Antibiotik
2.    Adult gonococcal keratoconjunctivitis
·      Penyebab : Neiseria gonorrhoea

·      Gambaran Klinis :
-          Secret purulent
-          Chemosis ( konjungtiva sangat edem)
-          Mata menutup dan bengkak
-          Pseudomembran
-          Lymphadenophaty preauriculer
-          Keratitis karena penumpukan sel-sel PMN
-          Nekrosis menjadi ulcus,bisa perforasi, iris hanyut keluar, TIO menurun matanya kempes, endoftalmitis.
·      Terapi :
a.       RS
b.      Kultur
c.       Irigasi
d.      Antibiotik
KONJUNCTIVITIS VIRUS
1.    Adenoral keratokonjunctivitis
Penyebab :
a.    Adenovirus tipe 3 dan 7. Lebih sering pada anak-anak. Epidemic.
b.    Adenovirus tipe 8 dan 19 > epidemic keratokonjunctivitis.
Gambaran klinis : akut, hiperemi, necrosis, tidak nyaman, fotofobia, 60 % bilateral, edema palpebral, reaksi folikel, lymphadenopathy preauriculer, bercak keputihan pada kornea.
Terapi : Tidak memuaskan, resolusi spontan dalam 2 minggu. Steroid dihindarkan kecuali inflamasi sangat berat dan infeksi herpes simpleks dapat disingkirkan.
2.    Acute haemorrhagic konjunctivitis
Penyebab : enterovirus 70 dari picornavirus grup.
Gambaran klinis : bilateral, sangat necrosis, folikel pada palpebral, subkongjuntiva haemorrhage.
Terapi : tidak ada yang efektif (sembuh sendiri dalam 7 hari)
KONJUNCTIVITIS ALERGI
1.      Acute allergic conjunctivitis
Gambaran klinis : akut, gatal, lakrimasi, dan hiperemi, chemosis ringan, reaksi papiler yang difus. Terdapat palpebral edema. Kornea tidak terkena.
Terapi : tropical mast cell stabilizer : sodium cromoglycate 2 %, 0,1 % iodoxamine.
2.      Vernal keratokonjunctivitis
Rekuren, bilateral, riwayat atopik.
Gambaran klinis : gatal, lakrimasi, fotofobia, sensasi benda asing, terbakar, mucus tebal, palpebral berat kalau diangkat, kongjuntiva palpebral superior, reaksi giant papil.
Terapi : Topical steroid

PERDARAHAN SUBKONJUNCTIVA
-            Pecahnya pembuluh darah kecil kongjuntiva
-            Terjadi akibat radang kongjuntiva berat, batuk keras pada anak-anak, kelainan darah, trauma dan kekurangan vitamin c.
-            Biasanya tidak perlu pengobatan karena akan diserap spontan dalam waktu 1-3 minggu.

DEGENERASI KONCJUNCTIVA
1.      Penguikula : lesi keputihan pada konjunctiva bulbi pada nasal/temporal limbus. Seperti penumpukan lemak, bisa karena iritasi karena kualitas air mata kurang baik.
2.      Pterigium :
-       Pertumbuhan fibrovascular konjunctiva yang bersifat degeneratif dan invasif.
-       Berbentuk segitiga
-       Pada celah kelopak bagian nasal/temporal.
-          Diduga disebabkam iritasi lama akibat debu, cahaya sinar matahari dan udara panas.
-          Terapi : eksisi

PENYAKIT-PENYAKIT KELOPAK MATA
A.      Kelainan kongenital kelopak mata
1.    Epikantus : lipatan kulit vertical pada sisi hidung. Kadang-kadang menutupi kantus sebelah dalam. Lipatan ini dapat sebagai ciri normal pada orang-orang dari ras tertentu dan kadang merupakan anomali bawaan orang lain.
2.    Entropion : Pembalikan kearah dalam margo palpebral. Dapat terjadi karena sikatrik yang timbul didalam kelopak mata : trachoma, trauma
Ektropion : Pembalikan kearah luar margo palpebra.
3.    Trichiasis : keadaan tumbuhnya bulu mata (silia) kearah dalam.
Gejala : Mata terasa kelilipan, fotofobia dan lakrimasi.
Terapi : Epilasi (cabut bulu mata dan cauterisasi)
4.    Ptosis : Turunnya/jatuhnya kelopak mata atas terjadi akibat lemahnya fungsi M. levator palpebral, lumpuhnya saraf ke 3 untuk levator palpebra.
Terapi : perbaiki fungsi M. levator dengan memperpendek levator sehingga tarsus akan terangkat.

GANGGUAN GERAKAN KELOPK MATA
1.      Blefaroptosis : Tidak dapat membuka mata akibat kelumpuhan m. levator palpebrae.
2.      Lagoftalmus : Tidak dapat menutup kelopak
-          Paralise m. orbicularis
-          Sikatrik kelopak mata
-          Bola mata yang menonjol sehingga penutupan palpebrae terhambat.


RADANG KELOPAK MATA
1.      Blefaritis : suatu peradangan subakut/menahun tepi kelopak mata.
a.      Blefaritis seboroik : peradangan kelenjar kulit di daerah bulu mata, sering pada orang yang kulitnya berminyak.
Penyebabnya biasanya kelainan metabolic/ jamur contoh : ketombe
Gejala klinis : terdapat sisik halus, putih, penebalan kelopak mata disertai madarosis, dibawah sisi kulit hiperemi.
Pengobatan : bersihkan sisik dengan shampo bayi.
b.      Blefaritis ulseratif
2.      Hordoelum : peradangan supuratif kelenjar zeis/moll (eksternum), kelenjar meibom (internum).
Penyebab : Stafilokok (histopatologi sesuai abses)
Gejala klinik : rasa mengganjal dan sakit, permukaan bengkak, benjolan merah didekat pangkal bulu mata, nyeri bila ditekan.
Terapi : antibiotik, insisi, perbaikan higiene (mencegah kambuh).
3.      Kalazion : Peradangan yang menyebabkan lipogranuloma menahun kelenjar meibom.
Penyebab : tidak diketahui, diduga karena gangguan sekresi yang menyebabkan sumbatan.
Gejala klinik : peradangan ringan edema, terdapat benjolan keras.
Terapi : kompres hangat, insisi dan kuretase.
4.      Xantelasma  : bentuk degenerasi lemak pada kelopak nasal dan atas sehingga memberikan gambaran kupu-kupu yang berwarna kuning jingga pada kelopak.
Kelainan ini berhubungan erat dengan kadar kolesterol dalam darah terlihat pada wanita usia pertengahan.
Pengobatan : ekstirpasi (kosmetik)




KORNEA
ANATOMI DAN FISIOLOGI
-       Transparan
-       Tersusun 5 lapis
1.    Epithelium
2.    Membrana Bowman
3.    Stroma
4.    Membrane Descemet
5.    Endhotelium
-       siliaris arcade
-       N. siliaris
-       Saraf kornea sensitif sakit dan dingin
-       Fungsi kornea :
·         Alat transmisi sinar
·         Alat refraksi, kekuatan paling besar
·         Dinding bola mata
-       Defek epitel kornea cepat menutup dengan cara migrasi dan mitosis sel
-       Membarana Bowman resistensinya tinggi, tapi tidak mengalami regenerasi.
-       Membarana descement tipis, lentur, resistensi tinggi.
PEMERIKSAAN KORNEA
-     Di ruang gelap
-     Keratoskop placido, melihat kerataan permukaan kornea.
Interpretasi hasilnya : ulkus (garis putih putus-putus), edema (garis putih bergigi), sikatrix (garis putih penyok kea rah lokasi sikatrix).
-     Uji fluoresensi, memeriksa kontinutas kornea, permukaan kornea yang rusak akan terlihat terfloresensi karena terisi cairan florescens.
-     Pemeriksaan sensitivitas kornea, refleks kornea karena menurunnya sensitivitas saraf sensible kornea infeksi, biasanya virus.
-     Pemeriksaan dengan senter atau mikroskop, bentuk kecembungan, limbus, permukaan kornea, perenkim kornea, permukaan belakang kornea.

KELAINAN UKURAN KORNEA
-     Diameter < 11 mm : mikrokornea, mikrotaflmus, atrofibulbi, kadang-kadang pengecilan kornea yang letaknya marginal dan arcus senilis atau degenerasi lemak di limbus familia menyerupai gambaran arcus senilis.
-     Diameter > 12,5 mm : megalokornea, kornea demikian jernih, sifatnya kongenital, diameter lebih ditemukan pada hidrofthalmus, buftalmus.

KELAINAN KECEMBUNGAN KORNEA
-     Kornea memiliki kecembungan dengan jari-jari 7,8 mm, kornea bagian tengah hampir bulat.
-     Kurvatur menonjol ditemukan pada :
·         Keratokonus, permukaan seperti conus (kerucut)
·         Keratoglobus, penonjolan seluruh permukaan kornea.
·         Keratektasi, kenaikan tekanan intraocular dalam waktu yang lama biasa menyebabkan perenggangan penipisan sclera dan cornea.
·         Stafiloma, penonjolan kornea karena ada penonjolan dari uvea
-     Kurvatur kornea lebih mendatar ditemukan pada kornea plana.
-     Kurvatur kornea yang agak mendalam pada ptisis bulbi, kornea mengkerut, akibat ulkus kornea yang luas mengalami perforasi, bekas trauma tembus kornea sedang dinding bola mata masih bulat.

KELAINAN PERMUKAAN KORNEA
-     Benda asing yang menempel atau menembus (logam, gelas, serangga, dll)
-     Permukaan yang kasar (bula dan vesikula disebabkan karena tekanan intraokuler yang terus meninggi.
-     Adanya defek epitel (trauma, ulkus)
-     Kornea yang edem (dengan placido lingkaran “mrintis”)
-     Astigmatisme irregular.
KELAINAN DI LIMBUS KORNEA
-     Arkus senilis (gerontokson), biasa pada usia diatas 50 tahun, bila dibawah 50 tahun ada hubungannya dengan Hypercholesterolemia menyebabkan terjadi degenerasi lemak di kornea perifer.
-     Infiltrat di limbus (ulkus marginalis, ulkus kataralis, keratitis trakomatosa, flikten).
-     Parut di limbus
-     Tumor (epitelioma, nevus pigmentosa, lipodermoid)
-     Pterigium, tumbuh lambat, biasanya pertumbuhannya berhenti di limbus, tapi biasa juga tumbuh melewati kornea.

KEKERUHAN KORNEA
-     Infiltrat, mata merah, kabur, fotofobi, epifora, blefarospasme, dan ada injeksi perikorneal.
-     Parut, mata dalam keadaan tenang, tergantung kepadatannya (nebula, macula, lekoma, stafiloma).
-     Vascularisasi : proses kronis
-     Degenerasi amyloid, lipid dan impregnasi logam
-     Kelainan di permukaan belakang.
Berdasarkan tingkat kekeruhannya bias dibedakan antara nebula, leukoma dan macula.
-     Nebula, kekeruhan kornea biasa terlihat dari dekat.
-     Leukoma, biasa terlihat pada jarak ± 50 cm
-     Macula, sudah biasa terlihat pada jarak 1 m.

RADANG KORNEA
Keratitis memeberi gejala, epifora, fotofobia, kabur, mata merah, kadang sakit, blefarospasme, perikorneal injeksi.

Apa bedanya klinis keratitis dengan conjunctivitis :
-     Keratitis merahnya tidak begitu berat, sekretnya sedikit atau tidak ada, sangat silau (fotofobia), untuk mengkompensasi rasa silau makanya bias terjadi blefarospasme, karena palpebral terus menerus menyempit.
-     Konjunctivitis : mata sangat merah, sekretnya bias sangat banyak.
-     Iritasinya dapat ringan sampai berat.
-     Ketajaman penglihatan dapat menurun sampai buta, tergantung letak dan kepadatan.
-     Kesembuhan menimbulkan parut. Defek di epitel atau sembuh sempurna, sampai lapisan dalam jadi jaringan fibrous.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar