PENYAKIT PADA KONJUNCTIVA
Konjuntivitis
adalah radang di konjuntiva diakibatkan oleh infeksi bakteri/virus. Dapat
diakibatkan oleh asap, angin dan sinar yang kuat, selain alergi, demam, morbili
dan penyakit lainnya.
Gejala
utama : rasa kemasukan benda asing, sakit
sekitar mata,bengkak, gatal.
Ciri
khas : dilatasi pembuluh darah, infiltrasi seluler dan eksudasi.
PENYEBAB KONJUNCTIVITIS
Paling
sering disebabkan oleh virus, dan sangat menular.
1. Bakteri
-
Hiperakut (purulent)
-
Akut (micopurulent)
-
Subakut
-
Kronis
2. Viral
3. Ricketsia
Sistemik (Jarang)
4. Fungal
(Jarang)
5. Parasitic
(Jarang tapi penting)
6. Imunologi
7. Autoimun
8. Zat
kimia
9. Tipe
yang jarang, (Akut, subakut, kronik)
10. Chlamydial
11. Tidak
diketahui
12. Disertai
penyakit
PERBEDAAN
TIPE-TIPE KONJUNCTIVITIS
|
Virus
|
Bakteri Purulen
|
Bakteri Nonpurulen
|
Jamur
|
Alergi
|
Sekret
|
Sedikit
|
Penuh
|
Sedikit
|
Sedikit
|
Sedikit
|
Air mata
|
Banyak
|
Sedang
|
Sedang
|
Sedikit
|
Sedikit
|
Gatal
|
Sedikit
|
Sedikit
|
Tak
ada
|
Tak
ada
|
berat
|
Merah
|
Merata
|
Merata
|
Terbatas
|
Terbatas
|
Merata
|
Kelenjar Auricular
|
Membesar
|
Jarang
|
Membesar
|
Membesar
|
Normal
|
Pulasan
|
Monosit
Limfosit
|
Bakteri
PMN
|
Bakteri
PMN
|
Biasa
(-) (Granula)
|
Eosinofil
(Granula)
|
Sakit tenggorokan/demam
|
Kadang-kadang
|
Jarang
|
-
|
-
|
-
|
KONJUNCTIVITIS
BAKTERIALIS
1.
Simple
Bacterial Conjunctivitis
·
Penyebab
:Staphylococcus
epidermis, Staphylococcus aureus,
Streptococcus pneumonia.
·
Gambaran
klinis :
-
Akut
-
Hiperemi,
-
Sensasi benda asing,
-
Terbakar
-
Sekret mukopurulent
-
Bangun tidur mata
lengket. Bilateral walaupun kedua mata tidak terinfeksi bersamaan.
-
Visus normal
-
Terapi : Antibiotik
2.
Adult
gonococcal keratoconjunctivitis
·
Penyebab : Neiseria gonorrhoea
·
Gambaran Klinis :
-
Secret purulent
-
Chemosis ( konjungtiva
sangat edem)
-
Mata menutup dan
bengkak
-
Pseudomembran
-
Lymphadenophaty
preauriculer
-
Keratitis karena
penumpukan sel-sel PMN
-
Nekrosis menjadi
ulcus,bisa perforasi, iris hanyut keluar, TIO menurun matanya kempes,
endoftalmitis.
·
Terapi :
a. RS
b. Kultur
c. Irigasi
d. Antibiotik
KONJUNCTIVITIS VIRUS
1.
Adenoral
keratokonjunctivitis
Penyebab :
a.
Adenovirus tipe 3 dan
7. Lebih sering pada anak-anak. Epidemic.
b.
Adenovirus tipe 8 dan
19 > epidemic keratokonjunctivitis.
Gambaran klinis
: akut, hiperemi, necrosis, tidak nyaman, fotofobia, 60 % bilateral, edema
palpebral, reaksi folikel, lymphadenopathy preauriculer, bercak keputihan pada
kornea.
Terapi
: Tidak memuaskan, resolusi spontan dalam 2 minggu. Steroid dihindarkan kecuali
inflamasi sangat berat dan infeksi herpes simpleks dapat disingkirkan.
2.
Acute
haemorrhagic konjunctivitis
Penyebab
: enterovirus 70 dari picornavirus grup.
Gambaran
klinis : bilateral, sangat necrosis, folikel
pada palpebral, subkongjuntiva haemorrhage.
Terapi
: tidak ada yang efektif (sembuh sendiri dalam 7 hari)
KONJUNCTIVITIS ALERGI
1.
Acute
allergic conjunctivitis
Gambaran
klinis : akut, gatal, lakrimasi, dan hiperemi, chemosis ringan, reaksi papiler
yang difus. Terdapat palpebral edema. Kornea tidak terkena.
Terapi
: tropical mast cell stabilizer : sodium cromoglycate 2 %, 0,1 % iodoxamine.
2.
Vernal
keratokonjunctivitis
Rekuren,
bilateral, riwayat atopik.
Gambaran klinis
: gatal, lakrimasi, fotofobia, sensasi benda asing, terbakar, mucus tebal,
palpebral berat kalau diangkat, kongjuntiva palpebral superior, reaksi giant
papil.
Terapi :
Topical steroid
PERDARAHAN SUBKONJUNCTIVA
-
Pecahnya pembuluh darah
kecil kongjuntiva
-
Terjadi akibat radang
kongjuntiva berat, batuk keras pada anak-anak, kelainan darah, trauma dan
kekurangan vitamin c.
-
Biasanya tidak perlu
pengobatan karena akan diserap spontan dalam waktu 1-3 minggu.
DEGENERASI KONCJUNCTIVA
1. Penguikula
: lesi keputihan pada konjunctiva bulbi pada nasal/temporal limbus. Seperti penumpukan
lemak, bisa karena iritasi karena kualitas air mata kurang baik.
2. Pterigium
:
- Pertumbuhan
fibrovascular konjunctiva yang bersifat degeneratif dan invasif.
- Berbentuk
segitiga
- Pada
celah kelopak bagian nasal/temporal.
-
Diduga disebabkam
iritasi lama akibat debu, cahaya sinar matahari dan udara panas.
-
Terapi
: eksisi
PENYAKIT-PENYAKIT
KELOPAK MATA
A. Kelainan
kongenital kelopak mata
1. Epikantus
: lipatan kulit vertical pada sisi hidung. Kadang-kadang menutupi kantus
sebelah dalam. Lipatan ini dapat sebagai ciri normal pada orang-orang dari ras
tertentu dan kadang merupakan anomali bawaan orang lain.
2. Entropion
: Pembalikan kearah dalam margo palpebral. Dapat terjadi karena sikatrik yang
timbul didalam kelopak mata : trachoma, trauma
Ektropion
: Pembalikan kearah luar margo palpebra.
3. Trichiasis
: keadaan tumbuhnya bulu mata (silia) kearah dalam.
Gejala
: Mata terasa kelilipan, fotofobia dan lakrimasi.
Terapi
: Epilasi (cabut bulu mata dan cauterisasi)
4. Ptosis
: Turunnya/jatuhnya kelopak mata atas terjadi akibat lemahnya fungsi M. levator
palpebral, lumpuhnya saraf ke 3 untuk levator palpebra.
Terapi
: perbaiki fungsi M. levator dengan memperpendek levator sehingga tarsus akan
terangkat.
GANGGUAN GERAKAN KELOPK
MATA
1.
Blefaroptosis : Tidak
dapat membuka mata akibat kelumpuhan m.
levator palpebrae.
2. Lagoftalmus
: Tidak dapat menutup kelopak
-
Paralise m. orbicularis
-
Sikatrik kelopak mata
-
Bola mata yang menonjol
sehingga penutupan palpebrae terhambat.
RADANG KELOPAK MATA
1. Blefaritis
: suatu peradangan subakut/menahun tepi kelopak mata.
a.
Blefaritis
seboroik : peradangan kelenjar kulit di daerah
bulu mata, sering pada orang yang kulitnya berminyak.
Penyebabnya
biasanya kelainan metabolic/ jamur contoh : ketombe
Gejala
klinis : terdapat sisik halus, putih,
penebalan kelopak mata disertai madarosis, dibawah sisi kulit hiperemi.
Pengobatan
: bersihkan sisik dengan shampo bayi.
b.
Blefaritis
ulseratif
2. Hordoelum
: peradangan supuratif kelenjar zeis/moll (eksternum), kelenjar meibom
(internum).
Penyebab
: Stafilokok (histopatologi sesuai abses)
Gejala klinik
: rasa mengganjal dan sakit, permukaan bengkak, benjolan merah didekat pangkal
bulu mata, nyeri bila ditekan.
Terapi
: antibiotik, insisi, perbaikan higiene (mencegah kambuh).
3. Kalazion
: Peradangan yang menyebabkan lipogranuloma menahun kelenjar meibom.
Penyebab
: tidak diketahui, diduga karena gangguan sekresi yang menyebabkan sumbatan.
Gejala klinik
: peradangan ringan edema, terdapat benjolan keras.
Terapi
: kompres hangat, insisi dan kuretase.
4. Xantelasma : bentuk degenerasi lemak pada kelopak nasal
dan atas sehingga memberikan gambaran kupu-kupu yang berwarna kuning jingga
pada kelopak.
Kelainan
ini berhubungan erat dengan kadar kolesterol dalam darah terlihat pada wanita
usia pertengahan.
Pengobatan
: ekstirpasi (kosmetik)
KORNEA
ANATOMI DAN FISIOLOGI
- Transparan
- Tersusun
5 lapis
1.
Epithelium
2.
Membrana Bowman
3.
Stroma
4.
Membrane Descemet
5.
Endhotelium
-
siliaris arcade
-
N. siliaris
-
Saraf kornea sensitif sakit
dan dingin
-
Fungsi kornea :
·
Alat transmisi sinar
·
Alat refraksi, kekuatan
paling besar
·
Dinding bola mata
-
Defek epitel kornea
cepat menutup dengan cara migrasi dan mitosis sel
-
Membarana Bowman
resistensinya tinggi, tapi tidak mengalami regenerasi.
-
Membarana descement
tipis, lentur, resistensi tinggi.
PEMERIKSAAN KORNEA
- Di ruang gelap
- Keratoskop placido,
melihat kerataan permukaan kornea.
Interpretasi hasilnya
: ulkus (garis putih putus-putus), edema (garis putih bergigi), sikatrix (garis
putih penyok kea rah lokasi sikatrix).
-
Uji
fluoresensi, memeriksa kontinutas kornea,
permukaan kornea yang rusak akan terlihat terfloresensi karena terisi cairan
florescens.
-
Pemeriksaan
sensitivitas kornea, refleks kornea karena
menurunnya sensitivitas saraf sensible kornea infeksi, biasanya virus.
-
Pemeriksaan
dengan senter atau mikroskop, bentuk
kecembungan, limbus, permukaan kornea, perenkim kornea, permukaan belakang
kornea.
KELAINAN UKURAN KORNEA
-
Diameter < 11 mm :
mikrokornea, mikrotaflmus, atrofibulbi, kadang-kadang pengecilan kornea yang
letaknya marginal dan arcus senilis atau degenerasi lemak di limbus familia
menyerupai gambaran arcus senilis.
-
Diameter > 12,5 mm :
megalokornea, kornea demikian jernih, sifatnya kongenital, diameter lebih
ditemukan pada hidrofthalmus, buftalmus.
KELAINAN KECEMBUNGAN
KORNEA
-
Kornea memiliki
kecembungan dengan jari-jari 7,8 mm, kornea bagian tengah hampir bulat.
-
Kurvatur menonjol
ditemukan pada :
·
Keratokonus, permukaan
seperti conus (kerucut)
·
Keratoglobus,
penonjolan seluruh permukaan kornea.
·
Keratektasi, kenaikan
tekanan intraocular dalam waktu yang lama biasa menyebabkan perenggangan
penipisan sclera dan cornea.
·
Stafiloma, penonjolan
kornea karena ada penonjolan dari uvea
- Kurvatur
kornea lebih mendatar ditemukan pada kornea plana.
-
Kurvatur kornea yang
agak mendalam pada ptisis bulbi, kornea mengkerut, akibat ulkus kornea yang
luas mengalami perforasi, bekas trauma tembus kornea sedang dinding bola mata
masih bulat.
KELAINAN PERMUKAAN
KORNEA
- Benda
asing yang menempel atau menembus (logam, gelas, serangga, dll)
-
Permukaan yang kasar
(bula dan vesikula disebabkan karena tekanan intraokuler yang terus meninggi.
-
Adanya defek epitel
(trauma, ulkus)
-
Kornea yang edem
(dengan placido lingkaran “mrintis”)
-
Astigmatisme irregular.
KELAINAN DI LIMBUS
KORNEA
-
Arkus senilis (gerontokson), biasa pada usia diatas 50
tahun, bila dibawah 50 tahun ada hubungannya dengan Hypercholesterolemia menyebabkan terjadi degenerasi lemak di kornea
perifer.
-
Infiltrat di limbus
(ulkus marginalis, ulkus kataralis, keratitis trakomatosa, flikten).
-
Parut di limbus
-
Tumor (epitelioma,
nevus pigmentosa, lipodermoid)
-
Pterigium, tumbuh
lambat, biasanya pertumbuhannya berhenti di limbus, tapi biasa juga tumbuh
melewati kornea.
KEKERUHAN KORNEA
-
Infiltrat, mata merah,
kabur, fotofobi, epifora, blefarospasme, dan ada injeksi perikorneal.
-
Parut, mata dalam
keadaan tenang, tergantung kepadatannya (nebula, macula, lekoma, stafiloma).
-
Vascularisasi : proses
kronis
-
Degenerasi amyloid,
lipid dan impregnasi logam
-
Kelainan di permukaan
belakang.
Berdasarkan
tingkat kekeruhannya bias dibedakan antara nebula, leukoma dan macula.
- Nebula,
kekeruhan kornea biasa terlihat dari dekat.
- Leukoma,
biasa terlihat pada jarak ± 50 cm
- Macula,
sudah biasa terlihat pada jarak 1 m.
RADANG
KORNEA
Keratitis
memeberi gejala, epifora, fotofobia, kabur, mata merah, kadang sakit,
blefarospasme, perikorneal injeksi.
Apa
bedanya klinis keratitis dengan conjunctivitis :
-
Keratitis merahnya
tidak begitu berat, sekretnya sedikit atau tidak ada, sangat silau (fotofobia),
untuk mengkompensasi rasa silau makanya bias terjadi blefarospasme, karena
palpebral terus menerus menyempit.
-
Konjunctivitis : mata
sangat merah, sekretnya bias sangat banyak.
-
Iritasinya dapat ringan
sampai berat.
-
Ketajaman penglihatan
dapat menurun sampai buta, tergantung letak dan kepadatan.
-
Kesembuhan menimbulkan
parut. Defek di epitel atau sembuh sempurna, sampai lapisan dalam jadi jaringan
fibrous.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar