(kelaianan muskuloskeletal pada anak)
Defenisi
·
Penyakit
jaringan ikat
·
Ditandai
adanya artritis pada sendi
·
Berhubungan
dengan respon spesifik tubuh yang didasari oleh patogenesis imunoinflamatous,
kemungkinan diaktivasi oleh kontak dengan antigen
Klasifikasi
Kriteria diagnosis ARJ menurut ACR :
1. Usia penderita kurang dari 16 tahun
2. Artritis (bengkak atau efusi), adanya 2 atau
lebih tanda keterbatasan gerak, nyeri saat gerak dan panas pada sendi), pada
satu sendi atau lebih.
3. Lama sakit lebih dari 6 minggu
4. Tipe onset penyakit (6 bulan pertama)
5. Poliartritis : ≥ 5 sendi
6. Oligoartritis : < 5 sendi
7. Kemungkinan penyakit artritis lain dapat
disingkirkan.
Kriteria
diagnosis ARJ menurut EULAR :
1.
Usia
penderita kurang dari 16 tahun
2.
Artritis
pada satu sendi atau lebih
3.
Lama
sakit > 3 minggu
4.
Tipe
onset :
a.
Poliartritis
: > 4 sendi, faktor rheumatoid (-)
b.
Oligoartritis
: < 5 sendi
c.
Sistemik
: artritis dengan demam
d.
ARJ :
> 4 sendi, faktor rheumatoid (+)
e.
Spondilitis
ankilosing Juvenil
f.
Artritis
Psoriatik Juvenil
Patogenesis
-
Belum
diketahui dengan pasti
-
Merupakan
kumpulan penyakit yang tidak homogen.
-
Banyak
faktor yang dapat menyebabkan gejala klinis ARJ : infeksi Autoimun, trauma,
stress, faktor imunogenetik.
-
Dikaitkan
dengan imunopatogenesis penyakit kompleks imun.
-
Secara
imunologi tubuh dapat membedakan struktur antigen diri (self antigen) dengan
struktur antigen yang berasal dari luar tubuh (non-self antigen), pada penyakit autoimun sistem imun tidak
lagi mengenal antigen diri dan akan menyerangnya.
-
Autoantigen
pada ARJ adalah agregat IgG dan Antigen synovia produksi autoantibodi terhadap
autoantigen tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai rangsangan (faktor
imunogenetik, kelainan mekanisme sel T supresor, reaksi antigen virus)
-
Kelainan
awal ARJ adanya keusakan mikrovaskuler serta proliferasi sel synovia.
Pada
tahap lanjut edema synovium serta proliferasi sel synovia mengisi rongga sendi
sel plasma akan banyak memproduksi IgG dan sedikit IgM yang sebagian besar
merupakan faktor rheumatoid (IgM , IgG).
-
Akibat
reaksi autoantigen. Antibodi akan terbentuk kompleks imun yang mengaktifkan
sistem komplemen dengan akibat lanjutan pelepasan material biologik aktif yang
menimbulkan reaksi inflamasi. Reaksi inflamasi terjadi pula oleh aktivitas
berbagai mediator limfokin akibat aktivitas sistem imun seluler sering reaksi
inflamasi terjadi juga proliferasi dan kerusakan jaringan sinovium.
-
Pada
fase kronik kerusakan jaringan lebih menonjol disebabkan oleh respon imun
seluler.
-
Karakteristik
ARJ kronik : kerusakan tulang rawan, ligamen tendo kemudian tulang. Kerusakan
ini disebabkan oleh produk enzim dan pembentukan jaringan granulasi akibat
aktivasi sistem imun seluler.
Manifestasi Klinis
-
Sendi
yang terkena teraba hangat dan biasanya tidak terlibat eritema.
-
Secara
klinis dengan menemukan satu dari gejala pembengkakan atau efusi sendi atau
dengan menemukan paling sedikit dua gejala inflamasi sendi yaitu gerakan sendi
yang terbatas, nyeri atau sakit pada pergerakan dan panas.
-
Pada
anak kecil kekauan pada sendi pada pergerakan terutama pagi hari.
-
Gejala
konstitusional : anoreksia, penurunan BB, gejala Gastrointestinal, gagal
tumbuh.
-
Tipe
onset poliartritis : > 4 sendi, lebih sering sendi-sendi jari dan biasanya
simetris, dapat juga sendi lutut, pergelangan kaki, siku.
-
Tipe
oligoartritis : ≤ 4 sendi, sendi besar lebih sering, biasanya didaerah tungkai.
-
Tipe
onset sistemik :
1. Demam intermitten 2 minggu/lebih.
2. Artritis
3. Biasanya disertai kelainan sistemik lain berupa
ruam rheumatoid linear ditubuh at ekstremitas, kelainan visceral seperti
hepatosplenomegali, serositis, limfadenopati.
Pemeriksaan
LAB
-
Tidak
ada pemeriksaan spesifik
-
Pemeriksaan
immunologik untuk penyokong diagnosis.
-
Anemia
ringan/sedang
-
Leukositosis
-
Predominan
neutrofil
-
LED
meningkat
-
C3
meningkat
-
Faktor
rheumatoid IgG dan IgM
-
Analisis
cairan sinovial.
Pencitraan
-
Foto
sendi :
Pembengkakan jaringan lunak sekitar sendi, pelebaran ruang sendi, osteoporosis,
formasi tulang baru periosteal (jarang). Pada fase lanjut erosi tulang persendian
dan penyempitan daerah tulang rawan.
-
Skintigrafi
dengan technetium
gangguan mendeteksi lebih dini kelainan tulang dan sendi.
-
USG: keadaan cairan intra-artikular.
-
MRI : membedakan inflamasi sinovium dengan cairan
synovial.
Diagnosis
-
Tidak
ada yang patognomonik.
-
Kecurigaan
ARJ : kaku sendi di pagi hari, ruam rheumatoid, demam intermitten,
pericarditis, uveitis kronik, spondilitis servical, nodul rheumatoid,
tenosinovitis.
-
LAB :
ANA (+), RF, C3 dan C1 meningkat.
Pengobatan
Tujuan terapi :
Segera :
1. Meredakan gejala
2. Mengembalikan fungsi
3. Mencegah deformitas
4. Mengontrol inflamasi
Jangka
panjang :
1. Meminimalkan efek samping pengobatan
2. Meningkatkan proses tumbuh kembang
3. Rehabilitasi
4. Edukasi
Obat-obatan
- ANS (Anti Inflamasi non-Steroid)
1. Naproksen 15-20 mg/KgBB/hari
2. Ibuprofen 35 mg/KgBB/hari
3. Tolmetin 25-30 mg/KgBB/hari
4. Diklofenak 2-3 mg/KgBB/hari
- Analgetik
·
Imunosupresan
: pada kasus poliartritis berat, oligoartritis agresif/gejala
sistemik yang tidak membaik dengan ANS, Hidrosiklorokuin, atau garam emas.
·
Kortikosteroid
: Diberikan bila ada gejala sistemik, uveitis kronik, atau untuk suntikan
intrartikular.
Prednison
dosis rendah 0,1-0,2 mg/KgBB/hari pada kasus sedang/berat yang sebelumnya
menggunakan obat antiinflamasi kerja lambat.
Prednison
0,25-1 mg/KgBB/hari pada sistemik berat yang tidak terkontrol.
·
Biologik
respon modifiers
·
Obat
antireumatik kerja lambat : Hidroksiklorokuin, Preparat emas, penisilamin:
Sulfasalazin.
·
Nutrisi
dan latihan fisik : Vitamin dan Asam folat.
Komplikasi
-
Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan
-
Angkilosis
-
Luksasi
-
Fraktur
-
Artritis
tipe sistemik : Anemia hemolitik dan Perikarditis
-
Tipe
oligoartritis : Uveitis
-
Masalah
psikologi : depresi, Ansietas, masalah di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar